Mohon tunggu...
Heri Hermawan
Heri Hermawan Mohon Tunggu... Penulis - Reseacher Publik | Pegiat Literasi Tangerang | The Young Entrepenuer

Hobby : Ngopi sambil Baca-baca buku, kadang suka motoran, kadang blusukan ke kebon naik Gunung, biasa isengĀ² jadi kang photo dan Tour Guide. Minat Bacaan : Filsafat, Fiksi, Self improvment, Baca Quote Para Filsuf dan Sufi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Air dan Kehidupan Presfektif Filsafat

11 Agustus 2024   16:52 Diperbarui: 11 Agustus 2024   16:57 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"sumber gambar : pinters"

5. Air dan Filsafat Proses.

Dalam filsafat proses, yang dipelopori oleh Alfred North Whitehead, alam semesta dipandang sebagai proses dinamis yang terus berubah. Dalam konteks ini, air bisa dilihat sebagai simbol dari proses alami yang tidak pernah berhenti. Air mengalir, mengikis batu, membentuk sungai dan laut, dan dalam proses itu, ia membentuk dunia di sekitarnya. Air adalah agen perubahan, yang mencerminkan pandangan bahwa kehidupan itu sendiri adalah proses yang terus-menerus berubah dan berkembang.

"sumber gambar : pinters"

6. Air sebagai Prasyarat Kehidupan.

Dengan demikian, dari berbagai perspektif filsafat, air dapat dipahami sebagai sumber kehidupan yang mendasar. Ia bukan hanya elemen fisik yang mendukung kehidupan biologis, tetapi juga simbol dan metafora yang kaya akan makna filosofis. Air mengajarkan kita tentang asal-usul, keberlanjutan, perubahan, dan keterhubungan semua kehidupan. Dalam dunia yang semakin menghadapi tantangan terkait kelestarian air, filsafat air mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan melindungi sumber daya ini sebagai esensi dari kehidupan itu sendiri.Ā 

Pada akhirnya, air adalah cerminan dari kehidupan itu sendiri, dalam segala kompleksitas dan kedinamisan yang menyertainya. Memahami air sebagai sumber kehidupan tidak hanya menuntut kita untuk melihatnya sebagai sesuatu yang penting secara biologis, tetapi juga secara spiritual, ekologis, dan filosofis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun