Mohon tunggu...
Heri Hermawan
Heri Hermawan Mohon Tunggu... Penulis - Reseacher Publik | Pegiat Literasi Tangerang | The Young Entrepenuer

Hobby : Ngopi sambil Baca-baca buku, kadang suka motoran, kadang blusukan ke kebon naik Gunung, biasa isengĀ² jadi kang photo dan Tour Guide. Minat Bacaan : Filsafat, Fiksi, Self improvment, Baca Quote Para Filsuf dan Sufi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Logika, Mitos, dan Jejak Leluhur Bangsa

28 Juli 2024   06:24 Diperbarui: 28 Juli 2024   06:26 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perjalanan hidup dan perjuangannya, Bung Karno, sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia dan Presiden pertama, seringkali menggabungkan logika, mitos, dan jejak leluhur dalam pemikirannya. Perspektif Bung Karno mengenai tiga konsep ini dapat dilihat melalui berbagai pidato dan tulisannya yang mencerminkan pandangan filosofisnya yang mendalam serta pengaruh budaya dan sejarah Nusantara.

Bung Karno sangat menghargai kekuatan logika dan pemikiran rasional. Dalam banyak kesempatan, ia menekankan pentingnya pendidikan dan pengetahuan sebagai landasan untuk mencapai kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Logika bagi Bung Karno adalah alat untuk menganalisis situasi, memahami realitas, dan merumuskan strategi yang efektif. Misalnya, dalam pidato-pidatonya, Bung Karno sering mengajak rakyat Indonesia untuk berpikir kritis dan rasional dalam menghadapi tantangan kolonialisme dan imperialisme.

Di sisi lain, Bung Karno juga memahami bahwa mitos memainkan peran penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Mitos, bagi Bung Karno, bukanlah sekadar cerita atau legenda, tetapi simbol-simbol yang mengandung nilai-nilai dan moralitas yang bisa membangkitkan semangat dan kesadaran kolektif. Bung Karno sering merujuk pada tokoh-tokoh mitologis dan cerita-cerita dari tradisi Nusantara untuk membangkitkan semangat juang dan nasionalisme rakyat Indonesia. Dalam pidatonya yang terkenal, "Indonesia Menggugat," Bung Karno menyampaikan bagaimana kisah-kisah heroik dari masa lalu dapat menjadi sumber inspirasi bagi perjuangan di masa kini.

Selain logika dan mitos, jejak leluhur juga merupakan elemen penting dalam pemikiran Bung Karno. Ia percaya bahwa memahami sejarah dan warisan leluhur adalah kunci untuk membangun identitas bangsa yang kuat. Bung Karno sering mengajak rakyat Indonesia untuk menghargai dan melestarikan budaya serta tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang.Ā 

Baginya, jejak leluhur bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang pembelajaran dan panduan untuk masa depan. Melalui pemahaman terhadap jejak leluhur, Bung Karno berusaha membangkitkan rasa kebanggaan dan harga diri sebagai bangsa yang besar dan berdaulat

Perspektif Bung Karno mengenai logika, mitos, dan jejak leluhur menunjukkan bagaimana ia mampu mengintegrasikan berbagai elemen dalam upaya membangun dan mempersatukan bangsa. Dengan menggabungkan pemikiran rasional, nilai-nilai simbolis, dan warisan sejarah, Bung Karno berhasil menciptakan visi yang kuat dan inspiratif bagi Indonesia. Pandangannya ini tetap relevan hingga kini, mengingat pentingnya keseimbangan antara logika dan spiritualitas dalam menghadapi tantangan zaman.

"sumber gambar : wikimedia commons "

Diera Moderen yang serba digital dan Globalisasi ini, kita terdistraski oleh pemikiran-pemikiran barat yang selalu mengandalkan dan menuhankan akal dan mengabaikan Nilai-nilak kebatinan serta mytos-mytos cerita lampau dari para jejak leluhur atau nenek moyang kita.Ā 

Padahal jejak para leluhur itu bukan hanya sekedar mitos, tapi rentetan sejarah demi sejarah yang banyak meninggalkan pesan moral yang kaya makna untuk bisa menjadi renungan kita bersama.

Bagaimana mungkin nalar kita mau bener dan berkembang, kalau kamu mengabaikan jejak-jejak mitos jejak leluhur yg penuh dengan siloka atau teka taki. dalam sebuah mitos itu ada misteri sejarah yg perlu di kuak dan di ambil pelajarannya.Ā 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun