Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian (Masuk Dalam Peringkat #50 Besar dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Transisi Pemerintahan Atasi Korupsi

14 Oktober 2024   10:41 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:07 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto via KOMPAS.com

"Mungkin saya akan cek kembali anggaran. Saya akan sisihkan anggaran khusus untuk pemberantasan dan pengejaran koruptor-koruptor itu," ujar Prabowo.

Saya melihat komitmen Presiden Terpilih tersebut, menjadi sebuah program transisi, khususnya dalam pemberantasan korupsi dengan semangat baru dan pola-pola baru, sebagai "penyempurnaan" atas pola dalam pemerintahan sebelumnya yang kita rasakan sekarang. Korupsi masih menggeliat di mana-mana. 

Berdasarkan data yang saya olah dari berbagai sumber, menyebutkan skor indeks persepsi korupsi (IPK) dari tahun 2016 adalah 37, sama dengan capaian IPK tahun 2017.

Berikutnya IPK untuk tahun 2018 dan 2019 masing-masing ada pada skor 38 dan kenaikan menjadi 40. Sementara pada pemerintahan kedua Presiden Joko Widodo, skor di tahun 2020 adalah 37, tahun 2021 dengan skor 38 dan Kembali turun berurutan di tahun 2022, 2023 sampai dengan 2024 ada pada skor 34.

Sebagaimana catatan detik.com, skor IPK dihitung tiap tahunnya oleh lembaga Transparency International (TI). Skor tersebut dihitung dalam skala 0-100. Makin tinggi angka yang didapat menandakan tren pemberantasan korupsi di negara tersebut berada di fase baik.

Dengan skor pada gradasi 34, yang jauh dari angka 100, menunjukan negeri ini berada pada titik korupsi yang "harus diseriusi" penanganannya.

Harus ada transisi pola yang lebih masif, serius dan tidak main-main lagi dalam menghadapi korupsi, bila menginginkan keuangan negara tidak terus digerogoti oleh tikus-tikus berdasi, yang berlindung pada jabatan-jabatan strategis yang diberikan oleh negara.

Pada sisi ini, Prabowo Subianto mengingatkan pemerintahan saat ini membutuhkan sosok-sosok yang mau bekerja demi bangsa dan negara, serta mampu menghadapi perkembangan jangan. " Zamannya sekarang susah, zaman digital, ini zaman teknologi, ini zaman pengamatan sangat cepat, jangan coba-coba. "

Semakin tergambar, akan ada "pola" baru dalam pemberantasan korupsi di negeri ini. Semoga pola tadi benar-benar bisa memberi efek yang bersifat kamuflase, namun secara riil dirasakan bagi seluruh bangsa Indonesia. Bebas dari korupsi dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia tercapai.

Salam Anti Korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun