Kepala Daerah yang mempunyai "kekuasaan", bisa memengaruhi proses pengadaan barang dan jasa dan kebijakan lainnya di daerah sebagai perilaku abuse of power, impact dari "biaya tinggi" yang ia keluarkan untuk kemenangan dirinya tadi.Â
Data dikutip dari  bpkp.go.id, 85% kasus korupsi yang melibatkan minimal 306 Gubernur/Bupati/ Walikota adalah kasus Pengadaan Barang/Jasa dan  Penelitian KPK : >70% Kasus Korupsi Berasal dari PBJ.
Sejalan dengan fakta tersebut, Dr. H. Fahrurrazi, MSi, CPOF, CPSP, CCMS, CPST ahli Pengadaan Barang dan Jasa, dan sering dihadirkan sebagai ahli di depan persidangan perkara korupsi, merasa prihatin bahwa sistim politik memengaruhi dengan pola yang sekarang, biaya atau cost yang tinggi.Â
Hal ini membawa konsekuensi pada jabatan yang dipegang kemudian dalam tata kelola anggaran yang menjadi kewenangannya, salah satunya pengadaan barang dan jasa.
Pada konteks gimik-gimik saat "merayu" calon pemilih di masa kampanye bersama Tim Suksesnya, dengan beragam cara yang dilakukan, maka seharusnya ia sudah mempertimbangkan bahwa jalan yang tengah ia rintis, yang ingin ia capai dengan berkuasa di jajaran eksekutif, membawa konsekuensi akan berhadapan dengan "peluang untuk memeroleh penghasilan" melalui kekuasaan yang ia miliki. Atau dengan kata lain potensi untuk melakukan korupsi semakin terbuka.
Potensi yang ada di depan mata, akan membuatnya goyah atau tetap ia jaga on the track menjadi pejabat yang bersih dan amanah. Ini tantangan yang seharusnya sudah dipertimbangkan jauh sebelum masuk sebagai Calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah.Â
Hingar bingar saat kampanye, tebaran janji-janji manis hingga muncul gimik-gimik dalam menarik publik, harus juga dibarengi semangat untuk anti korupsi.Â
Karena dengan sikap anti korupsi ini, menjadi salah satu tools mengantarkannya pada figure pemimpin yang sangat dibutuhkan di negeri ini, saat ini maupun saat mendatang.
Bila bersikap sebaliknya, apalagi sudah ada mens rea (sikap batin) yang jahat, yaitu saat  berkuasa dan dengan kuasanya tersebut untuk menumpuk kekayaan sebagai modal melanggengkan kekuasaan, maka jeruji besi atau kemarahan rakyat yang bakal diterimanya. Semesta-pun akan mengutuknya.
Salam Anti Korupsi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI