Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis Tentang Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bro Kaesang, Titip Perangi Korupsi

27 September 2023   08:08 Diperbarui: 28 September 2023   05:16 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rekam jejak Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam mengaum masalah korupsi, jam ini masih bisa diacungi jempol, meski pada sisi lain ada pihak yang menganggap sikap ambigu PSI pada dugaan korupsi tertentu. Namun setidaknya, greget dan auman PSI tersebut paling lantang terkait dugaan korupsi BTS yang telah menersangkakakan Pak Menteri Kom Info. Kini, setelah dipimpin oleh Kaesang Pangarep, sebagai sosok muda (bisa jadi, ketua parpol termuda, karena usianya 28 tahun). Semangat yang akan dibangun dengan penuh kepercayaan berbekal integritas, menjadi awal pidato sesaat setelah diangkat sebagai Ketua Umum kemaren.

Sebagaimana diberitakan, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta aparat hukum mengejar dan menghukum semua pihak yang terlibat dan menikmati uang hasil korupsi menara base transceiver station (BTS) Kominfo senilai Rp 8,3 triliun. PSI berharap kasus korupsi BTS tersebut tak hanya berhenti di mantan eks Menkominfo Johnny G Plate. "Korupsi selalu melibatkan banyak pihak, mustahil sendirian melakukannya, karena itu disebut extraordinary crime. Untuk kasus BTS ini, pasti bukan cuma Pak Johnny G. Plate. Maka, aparat hukum harus segera mengejar para pelaku lain, termasuk jika ada anggota DPR yang terlibat," kata juru bicara antikorupsi PSI Irma Hutabarat dalam keterangan tertulis, Minggu (3/7/2023), dari detik.com.

Bayangkan angka Rp. 8,3 trilyun. Sebuah angka yang besar dan tidak mungkin dinikmati sepihak tersangka dan kroni-nya. Dipastikan aliran dananya kemana-mana, sebagaimana diduga oleh publik. Seolah, tanpa harus memahami anatomi aliran dana korupsi, siapapun akan setuju, angka sebesar itu pasti "dimakan ramai-ramai. " Nah, dengan pijakan ini, bila Kaesang yang kini sudah berdiri terdepan di PSI bila lebih nyaring menyemangati partainya, yang note bene-nya anak muda, sebagaimana anekdot Bung Karno yang mashur : Beri aku 10 pemuda, maka akan aku goncangkan dunia! Nah, setelah Kaesang, tinggal tambah 9 pemuda lagi, jangankan Indonesia, dunia akan bergoncang! Kira-kira begitu semangat yang harus ditanamkan.

Melibatkan pemuda, yang masih diselimuti jiwa idealism, sangat tepat menggelorakan anti korupsi. Jiwa-jiwa yang masih kukuh dan kokoh pada nilai-nilai idealism tadi, sebagaimana tergambar saat mereka turun ke jalan, meneriakan yel-yel, tanpa memperdulikan panas dan hujan, seolah apa yang mereka perjuangkan, dengan rasa optimis akan tercapai. Itulah pemuda.

Bayangkan, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia atau KPU RI menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024 sebesar 204.807.222 jiwa. Dari jumlah itu, 52 persen diantaranya merupakan pemilih muda. Penetapan tersebut dilakukan dalam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi DPT Nasional Pemilu 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, pada hari ini, Ahad, 2 Juli 2024. Berdasarkan data KPU tersebu, jumlah pemilih muda mencapai 106.358.447 jiwa.

Deretan angka yang menunjukan 52 % tersebut, menjadi potensi yang tidak sedikit. Mereka, yang konon "mudah" terpengaruh oleh figure tertentu, yang masih mengidolakan dari kalangan sebaya mereka, menjadi sasaran rengkuhan PSI, dengan mengedepankan Kaesang. Pemuda yang teriak keras tentang korupsi tentu akan menjadi anti tesis mereka yang kini punya kekuasaan dan "bagian" dari korupsi itu sendiri. Di sinilah kekuatannya, bila pemuda yang menyuarakan anti korupsi, sangat mungkin di dengar oleh publik. Sebaliknya bila semangat anti korupsi disuarakan oleh mereka yang tua-tua dan sudah duduk dan dalam lingkaran kekuasaan, sepertinya dipertanyakan, mengapa?

Pertama, muncul asumsi bahwa mereka yang sudah punya kuasa atau dalam lingkungan jabatan, dalam kondisi gurita korupsi seperti sekarang ini, muncul anekdot " jangan jangan teriak korupsi, karena belum ketahuan kalau korupsi? " Karena faktanya, banyak pejabat ditangkap kasus korusi, di tengah kesibukan mereka menyuarakan anti korupsi.

Kedua, yang muda teriak korupsi langsung menuai sasaran pemuda, karena jiwa-jiwa muda, ada kecenderungan lebih percaya ajakan, dorongan dari sebayanya, ketimbang yang lebih tua. Meskipun ini hanya sebagai asumsi, namun setidaknya memberikan gambaran, betapa ada kedekatan emosional di sekitar kita, ketika dua pemuda saling menasihati dan bisa mudah diterima.

Kaesang Pangarep sudah turun gelanggang, dengan komitmen untuk ikut berperan dalam membenahi negeri. Tentu, semangat ini layak juga ditiru oleh pemuda-pemuda lain negeri ini. Sudah saatnya yang muda, berprestasi dan ikut membangun negeri. Tentunya, salah satunya dengan membidik pelaku korupsi, yang jelas-jelas telah merampas hak untuk menikmati fasilitas kesehatan, pendidikan, fasilitas umum dari perilaku korup. Bro Kaesang, Sang Ketua PSI, titip perangi korupsi! (Meski belum ada di parlemen, minimal semangatnya nyaring selama ini dipertahankan dan jangan pilih-pilih ya, semua korupsi harus disentil)

Ayo yang muda, berkarya untuk negeri.

Dengan memerangi korupsi.

Salam Anti Korupsi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun