Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian. (Masuk Dalam Peringkat #50 Besar dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menatap Takjub Pulau Lengkuas Belitung

11 Agustus 2023   04:45 Diperbarui: 11 Agustus 2023   05:19 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keindahan dan pesona pantai di Belitung, Propinsi Bangka-Belitung, memang nyata adanya. Oleh karenanya, bisa berkunjung ke tempat tersebut, merupakan sebuah momen tidak disia-siakan. 

"Belum lengkap ke Bangka-Belitung bila belum manapak kaki di atas pasir-pusir putih, dan deburan ombak yang jernih di pulau Lengkuas." Begitu kata-kata yang memprovokasi, untuk "mewajibkan" berkunjung ke sana. 

Di samping "provokasi tersebut", ada napak tilas yang juga perlu dilaksanakan, yaitu mengunjungi tempat-tempat yang viral pascameledaknya film Laskar Pelangi, Film yang yang disutradai oleh Riri Riza, dirilis bulan September 2008 berdasarkan novel laris  karya Andrea Hirata.

Oleh karenanya, setelah rangkaian kegiatan "resmi" selesai, perjalanan menuju hotel di Tanjung Pandan, Belitung, menyempatkan mampir ke "Taman Laskar Pelangi", menjadi salah satu tujuan. Bangunan "replica" SD Gantong, tempat Lintang Cs bersekolah, di film Laskar Pelangi berada di  Jl. Laskar Pelangi, Lenggang, Kec. Gantung, Kepulauan Bangka Belitung. Tentu melihat bangunan tersebut, akan mengingatkan kembali penggalan kisah dalam film. Bangunan SD Gantong, dikelola sebagai wisata oleh Desa setempat.

Foto Dokumen Pribadi
Foto Dokumen Pribadi

Menurut keterangan salah satu penjaga tiket masuk taman Laskar Pelangi, menyebutkan bahwa tanah desa dimanfaatkan untuk areal destitasi misata Laskar Pelangi.

Dengan mengutip biaya tanda masuk Rp. 5.000, pengunjung masih banyak bila Sabtu atau Minggu dan hari-hari libur nasional. Di areal Taman, tersedia deretan lapak makanan atau jajanan khas penduduk setempat. 

Siang hari, sekitar jam 14.00, terik matahari sangat menyengat, sehingga bagi pengunjung sebaiknya membawa payung atau baju lengan panjang. Walau, kata salah seorang warga meski terik panas menyengat tidak sampai menghitamkan kulit. " Buktinya orang Belitung, kulitnya putih-putih. " Begitulah. Meski terik, tiupan angin yang kencang, serasa mengesampingkan rasa panas tadi.

Foto Dokumen Pribadi
Foto Dokumen Pribadi

Untuk membuktikan ucapan betapa indahnya pulau Lengkuas, selesai dari Taman Laskar Pelangi, bersegera ke Pantai yang menjadi primadona wisata Provinsi Belitung, sangat ditunggu. Pulau Lengkuas sebenarnya salah satu dari puluhan atau bahkan ratusan pulau-pulau kecil, yang ada di Pulau Belitung. 

Di tempat tersebut, terdapat mercuar tua peninggalan kolonial Belanda yang dibangun tahun 1882. Bukan semata mercuarsuarnya, namun yang bikin "takjub" adalah perjalanan dengan "perahu" dengan harga sewa Rp. 600.000, sekitar 30 menit menuju Pulau Lengkuas, yang berada di sebelah utara pantai Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung.

Bayangkan betapan Tuhan begitu luar biasa, Maha Indah, yang telah menciptakan gugusan pulau-pulau kecil, dengan bebatuan dan pepohonan, di bibir pantai, menjerumus ke dalam pantai. 

Kanan kiri batu-batu besar, bagai Gunung kecil di tengah laut yang memanjakan mata. Lebih-lebih deburan ombak, air laut berwarna hijau yang jernih, ditingkahi oleh burung-burung yang terbang rendah, seperti hendak menangkap ikan yang sesekali memang muncul ke permukaan laut yang bening tadi.

Sepanjang 30 menit perjalanan menuju pasir putih di Pulau Lengkuas, tiada kata-kata yang mungkin bisa menggambarkan, betapa keindahan alam tersebut bisa terjadi, selain karena kekuasaan Tuhan Semata. 

Sepanjang mata memandang, pulau-pulau kecil, dengan gugusan batu-batu granit yang sangat unik dan menawan, menjulang seolah terdesaian begitu astistik oleh Yang Maha Agung dan tetumbuhan yang hidup, menghijau, seolah menjadi satu paket keindahan. Hilir mudik perahu-petahu yang membawa wisatawan, ataupun nelayan yang memancing ikan, menjadi simponi indah menuju pulau Lengkuas.

Foto Dokumen Pribadi
Foto Dokumen Pribadi

Bagi pecinta sport snorkeling, diving tempat tersebut sangat didambakan. Bayangkan, dari atas perahu yang bergerak, bergoyang, seiring deburan ombak, mata masih bisa melihat kejernihan laut. Sungguh sangat indah dan mempesona. 

Benar, setelah 30 menit menikmati keindahan buncahan batu granik di kanan kiri, ketika kaki mendarat di Pulau Lengkuas, rasa kagum kian memuncak. Panorama di depan mata sangat memanjakan. Kini, tempat tersebut sudah bersih dari para penjual makanan dan minuman, sehingga kebersihan Pulau Lengkuas dari sampah, terjaga. Spot-spot indah menantang untuk berfoto ria, dengan back ground deretan batu-batu granit serta pulau-pulau kecil nun jauh di sana.

Ketika kaki ini menginjak pasir-pasir putih, ditingkahi dengan gulungan dan riak-riak ombak kecil, sangat menyejukan hati. Pasir yang bersih dan geraian gemulai pucuk-pucuk pohon kelapa, sebagaimana dalam tembang Rayuan Pulau Kelapa, "melambai-lambai, nyiur di Pantai...tanah airku...Indonesia. " Ya, jadi teringat lagu itu juga akhirnya. 

Di saat kaki dimanjakan oleh deburan dan riak ombak berkejaran, mata memandang ke kanan kiri pulau Lengkuas. Yang nampak adalah keindahan dan keindahan pulau-pulau kecil batu granit tadi, perahu nelayan, garis pantai serta pendaran warna kuning keparakan, karena memang matahari sebentar lagi akan tenggelam.

Tak ada kata atau kalimat penutup, selain : MasyaAlloh, begitu Indahnya panorama ciptaan-Nya di Pulau ini.

Tanjung Pandan, 110823

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun