Suami abai dengan Istri? Bahkan sampai berbuat aniaya pada Istri? Mengapa harus terjadi? Dari rahimnya terlahir anak-anak tersayang. Jadi, berdamailah dengan Istri.
Sang Suami baru saja membaca sebuah berita di media on line. Dalam tautan berita itu, diberitakan seorang Istri melaporkan telah menjadi korban penganiayaan suaminya. Masalahnya sepele, namun kemarahan suaminya seperti tidak tertahan, sehingga terjadilah penganiyaan. Di depan polisi, Istri tadi melaporkan suaminya sebagai pelaku kekerasan dalam rumah tangga.
Sang Suami berjalan ke ruang tengah. Di sana dilihatnya Sang Istri tengah menyiapkan malam malam. Meski namanya makan malam, namun kebiasaan sebenarnya satu jam sebelum magrib tiba, Sang Istri sudah menyiapkannya. Kebiasaan setelah magrib tidak mengkonsumsi makanan berat, sudah menjadi tradisi mereka.
" Makan sekarang, Suamiku?"
" Boleh. "
Sang Istri menuangkan nasi, sedikit. Ditambah sayur dan ikan laut, kesukaan Sang Suami. Sang Suami melihatnya dengan mata datar. Ada sebuah pertanyaan : " Istriku, sekian tahun menjadi istriku, pernahkah Aku melukai tubuh atau mencideraimu? "
Kini Sang Istri yang menatap datar pada Sang Suami.
" Kenapa bertanya seperti itu Suamiku?"
" Seingatku, tidak pernah tangan atau kaki ini mencideraimu, Istriku. Benarkah? "
" Ya, sampai anak-anak telah dewasa dan mandiri bersama keluarga kecil mereka, Suamiku tak pernah membuat tubuh itu terluka. Terima kasih ya Suamiku. "