Keempat, tentu sebagai manusia ada salah dan khilaf. Untuk sebuah kesalahan tertentu saling memaafkan adalah langkah bijaksana. Tanpa harus melalui sebuah "perang", juga tanpa perlu "mediator", langsung bila muncul rasa bersalah, tanpa menunda saling memaafkan akan menjadi tetesan air di padang tandus. Betapa indah suami istri saling memaafkan, bukan saling mendendam dan masing-masing menyimpannya, bagai bara dalam sekam yang suatu ketika akan berkobar menyala-nyala.
Kondisi seperti itu akan berbalik arah. Ketika, istri masih menyimpan amarah, rasa kecewa dan sebagainya karena diperlakukan tidak sebagaimana seorang istri. Hak-hak-nya sebagai istri diabaikan suami. Maka kondisi nir-harmonis menyebabkan rumah hampa. Tidak adanya komunikasi suami dan istri, menjadikan seolah dua patung yang ada di sebuah rumah. Mereka ada dan Nampak, namun terdiam tanpa komunikasi. Ini berlanjut hingga di tempat tidur, nyaris saling diam.
Bila sudah seperti ini, bagaimana rejeki akan menghampiri keluarga?
Salam diakhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H