Ada anggukan pelan dari Sang Anak.
" Bahwa aku menyintai perempuan itu Ayah, Kami bisa menjadi pasangan yang penuh rasa sayang. "
" Anakku, apakah Kamu melihat perempuan itu secara fisik sebagai perempuan yang cantik, baik hati, punya Pribadi yang menarik atau...."
" Tidak hanya itu Ayah, aku juga melihat dan memendam dalam-dalam kekurangannya. Aku menyadari setiap manusia pasti ada kekurangan. Dengan kekurangan itu, akan melengkapi kesempurnaan rasa saya Kami, Insha Alloh. "
Sang Ayah tersenyum. Menepuk pundak Sang Anak Lelakinya.
" Tidak ada kesempurnaan yang akan Kamu dapatkan, bila Kamu mencarinya. Paduan kekurangan yang Kalian miliki berdua, adalah ujud kesempurnaan itu sendiri nantinya. Saling menutupi kekurangan, menjadi sebuah kekuatan rasa sayang Kalian, kelak bila perempuan itu jodohmu. "
Ada anggukan kepala.
" Begitulah, akan abadi bila cinta, kasih sayang dibalut dengan saling memahami adanya kekurangan masing-masing. "
" Iya Ayah, akupun banyak kekurangannya, sehingga sangat tidak adil bila aku menuntut kesempurnaan itu."
" Bagus. Doa Ayah dan Ibu akan selalu terpanjatkan untuk keinginan dan hajatmu, Anakku. "
Kaki Sang Ayah meninggalkan Anak Lelakinya, yang masih tertegun dengan kata demi kata Sang Ayah. Sampai akhirnya, ia memandang langit, ada warna biru yang terpendar di sana. Tipis awan berarak, menawan dipandang. Pandangan beralih pada bunga anggrek plastik di pot mini sudut ruangan. Bunga yang menawan, guman dalam hatinya.