Senin pagi, start dari Stasiun Pekalongan sekitar jam 08.45, dengan kereta Api Ciremei saya bertolak ke Bandung untuk kegiatan pekerjaan. Tidak begitu banyak penumpang yang ada satu gerbong dengan saya, yaitu di gerbong 4. Ketika perlahan kereta berjalan, saya menyempatkan mengambil foto di peron. Pikir saya : siapa tahu ini menjadi start awal artikel yang bisa saya tulis untuk perjalanan kali ini.
Sepanjang perjalanan, Pekalongan sampai dengan Stasiun Cikampek, sepertinya biasa-biasa saja. Tidak ada yang menarik untuk ditulis. Baru ketika sampai stasiun Cikampek, saya sempatkan telusur google, mencari info tentang perjalanan yang akan dilalui Kereta Ciremei yang saya tumpangi tersebut.Â
Nah, ini ada hal yang menarik. Dari telusur tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa sepanjang perjalanan dari Stasiun Cikampek sampai ke Stasiun Bandung, sekitar 2 jam perjalanan tersebut akan melewati rel kereta yang berkelok, membelah bebukitan dan masuk ke terowongan bersejarah, yaitu terowongan Sasaksaat.
Dengan berbekal pada Informasi tersebut, kamera HP saya stand by kan. Lepas dari stasiun Cikampek, setelah lepas dari Stasiun Purwakarta, benar, liukan kereta api mulai masuk dan membelah bebukitan, ngarai yang dalam, sehingga kereta berjalan di atasnya bagai ular yang meliuk. Pemandangan hijau, sawah dan ladang yang berterasering, sungguh menakjubkan dengan backgroud bukit atau pegunungan.Â
Ada beberapa stasiun kecil yang dilewati, namun kereta tetap melaju tidak berhenti. Beberapa jembatan yang kokoh tertopang dari kontruksi baja, memberi ruang bagi kereta berjalan di atasnya. Saat itulah momen, seperti berada diketinggian yang berjalan, memandang ke arah hijau pepohonan serta perkampungan yang terselip di balik rerimbunan pohon tadi.
Setelah hampir satu jam perjalanan, belum juga masuk ke daerah Sumur Bandung yang saya tunggu. Saya berusaha untuk mengambil posisi, bila nanti akan memasuki terowongan tersebut. Maka begitu masuk ke daerah yang saya tunggu, saya bersiap-siap. Namun, begitu yang ditunggu di depan mata Nampak, saya memprediksi akan kesulitan mengambil gambar terowongan tersebut.Â
Prediksi saya tersebut benar, momen mengambil gambar tidak memungkinkan. Yang saya alami, dengan sudut pandang yang terbatas dari tempat duduk saya adalah sekilas terorongan yang sudah menganga di depan mata. Begitu kereta masuk, gelap gulita untuk beberapa saat. Konon panjang terowongan hampir 1 Km tersebut hanya Nampak diterangi lampu memanjang pada dinding, selebihnya gelap gulita.
Untuk beberapa saat gelap itu bercampur dengan deru suara kereta yang terus membunyikan klaksonnya, sampai kemudian byaar, keluar dari terowongan serta kembali terang. Saya tidak bisa membayangkan, bila menyusuri gelapnya terowongan tersebut dengan berjalan kaki, tentu akan menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa.
Dikutip dari Kompas.com, terowongan kereta api terpanjang di Indonesia adalah Terowongan Sasaksaat yang berada di Pulau Jawa, tepatnya di Sumur Bandung, Cipatat, Bandung, Jawa Barat.Â
Lokasi Terowongan Sasaksaat berada di jalur kereta api Jakarta-Bandung antara Purwakarta dan Padalarang. Terowongan Sasaksaat dibuat tahun 1902 oleh Perusahaan Kereta Api Negara, Staatsspoorwegen (SS). Â Pembangunan Terowongan Sasaksaat menggunakan jasa pemborong khusus orang Eropa yang menggunakan teknik dan teknologi tinggi dari Belgia. Terowongan Sasaksaat dibangun menggunakan tenaga kerja dari orang pribumi, Cina, dan Eropa.
Menilik posisinya yang membelah bukit tersebut, memberikan kesan angker dan tentulah wajar bila akhirnya memunculkan cerita-cerita mistis dan tentu memunculkan tradisi-tradisi tertentu oleh masyarakat setempat yang memperkaya khasanah budaya negeri ini.
Hampir dua jam perjalanan tersebut, setidaknya memberikan sebuah pengalaman tersendiri tentang makna raya syukur, betapa indah dan eloknya negeri ini. Tentu, bila pemerintah setempat, atau setidaknya stakeholder perduli, bisa mengambangkan potensi ini dalam sebuah kemasan paket wisata perjalanan. Mungkin dengan semacam kereta wisata pada hari hari tertentu. Sangat disayangkan, potensi alam dan prasasti masa lalu, berupa terowongan megah yang menyimpan sejuta kisah tersebut, terlewatkan begitu saja.
Salam di Hari Senin, dari CourtYard Marriot, Dago, Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H