Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis Tentang Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Siasat Waktu Terindah untuk Keluarga

5 Mei 2023   14:47 Diperbarui: 5 Mei 2023   14:59 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekerja di luar kota dengan jarak sekitar 400 Km, atau 5 sd 6 jam mengendarai mobil via toll, menjadi rutinitas tak terelakan dalam 6 menuju 7 tahun belakangan ini. Waktu libur sesuai kalender kerja adalah hari Sabtu dan Minggu, kecuali bonus tanggal merah yang ditetapkan sebagai hari libur nasional atau cuti bersama. Bagi saya, ini sebuah tantangan, karena saya harus bersiasat diri agar waktu menjadi efisien untuk bisa berkumpul dengan keluarga setiap week end. Bagaimana siasat waktu yang bisa dilakukan?

Taruhlah hari jumat, selesai jam kerja pukul 17.30. Menunggu sekitar 2 jam kemudian, baru kereta api bergerak dari stasiun Pasar Senen atau Stasiun Gambir. Sampai di rumah, lima jam kemudian. Masuk ke rumah, bila semua lancar jam 01.00 tidur. Sabtu pagi full sampai dengan minggu sore, digunakan untuk merealisasikan jadwal yang sudah tersusun, family time. Untuk family time ini digunakan sekedar kumpul keluarga di sebuah tempat, bisa tempat rekreasi, rumah makan, di kebun ataupun di pantai. Berlanjut sore hari hingga malam Mingguan, bisa kumpul di ruang tengah keluarga atau sekedar makan mie rebus di tempat langganan. Yang penting keluar rumah, menghirup udara segar bersama keluarga.

Minggu paginya? Untuk sekedar jalan kaki sekitar komplek rumah, berkebun atau membersihkan rumah baik di dalam maupun lingkungan rumah. Menunggu sore dengan kembali bercengkerama dengan keluarga. Barulah jam 20.30 sudah persiapan kembali untuk melangkahkah kaki menuju peron stasiun, sesuai jadwal pemberangkatan kereta menuju Jakarta. Begitulah, ritme dan rutinitas dalam setiap pekan. Nyaris tidak ada 2X24 jam berada di rumah. Namun tetap bertahan, dengan semboyan yang selalu terdengung : baiti jannati, rumahku, surgaku.

Sampai sering muncul pertanyaan, baik dari saudara, teman atau tetangga : tiada rasa lelahkah? Tentu, sebagai manusia biasa, capek, lelah tentu ada. Namun semangat yang terpatri tadi, baiti jannati, perjalanan ratusan kilo meter setiap akhir pekan, terasa perjalanan yang menyenangkan. Bukankah adagium ini sangat manis terdengar :  The best jorney is coming home? Jadi, bila benar-benar sudah menyatu, dengan niat yang lurus, menempuh perjalanan untuk kembali ke rumah, untuk bertemu keluarga, akan menjadi sebuah perjalanan yang menyenangkan. 

Seolah rasa lelah, capek segera pudar, hilang dan ambyar dengan melihat pintu gerbang rumah, pintu dibuka oleh istri dan menyapa dengan suara yang penuh kelembutan. 

Akankah suasana seperti itu terus terjaga? Inilah resepnya :

Pertama, menguatkan komitmen dengan pasangan bahwa bekerja di luar kota, memberikan konsekuensi berkurangnya frekuensi pertemuan. Jadi, berusaha untuk menggunakan waktu yang seefektif mungkin di akhir pekan yang sudah terjadwal. Jangan sampai waktu yang singkat, tidak diagendakan, sehingga habis terlewati tanpa kesan.

Kedua, agenda mengisi waktu kebersamaan benar-benar melepas diri dari beban kerja kantor. Sehingga diupayakan pulang tidak membawa beban kerja. Bilapun masih belum terselesaikan di Jumat sore, maka anggap hari Sabtu dan Minggu sebagai "waktu istirahat" yang tidak diganggu dengan kerjaan. Break- untuk dua hari. Kecuali untuk pekerjaan yang sifat insidentil dan urgen, maka pilihannya adalah sekalian tidak pulang dan menyelesaikan Sabtu atau Minggu. 

Ketiga, bila memang sudah jauh teragendakan hari Sabtu dan Minggu ada kegiatan yang memang harus dikerjakan dikantor, beri kesempatan istri datang ke Jakarta. Di sela kesibukan, tetap bisa bertemu dan bisa menikmati week end dengan enjoy.

Dengan resep ini, sepertinya semua mengalir begitu saja, tanpa ada kegelisahan dan kegalauan dalam keluarga. Tugas di luar kota tetap berjalan, baiti jannati dan agenda berdua atau bersama keluarga tetap bisa dilaksanakan. Tak ada hambatan untuk selalu kencan dengan pasangan maupun keluarga. Mutasi luar kota bukan penghalang sebuah keharmonisan. Yang utama adalah komitmen untuk menghadapinya dengan saling pengertian.

Begitulah.

Salam akhir pekan yang indah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun