Foto Dokumen Pribadi
Hampir setiap hari, di depan kantor KPK, Gedung Merah Putih, Jalan Kuningan Persada, Setiabudi Jakarta Selatan ada demo. Bisa dalam satu hari lebih dari satu kelompok massa yang demo. Jumlahnya dalam ikatan kelompok demo tersebut bisa puluhan hingga ratusan orang. Mereka berasal dari daerah yang tergabung dalam kelompok-kelompok dengan nama-nama tertentu atau lembaga/ aliansi serta kelompok lainnya.
Satu persaman dari kelompok demo tersebut adalah perlengkapan yang seolah wajib mereka bawa yaitu mobil bak terbuka dengan seperangkat sound pengeras suara, spanduk dan atribut kelompok mereka. Untuk kelompok yang "sedikit"keras, mereka membawa ban untuk dibakar.Â
Dari kelompok tersebut yang bertindak sebagai kordinator lapangan akan mengatur pelaksanaan demo agar berada dalam barisan kelompok mereka. Acapkali demo terjadi bersamaan, sehingga pihak pengamanan mengatur mereka bergiliran atau di tempat yang tidak jauh dari depan kantor KPK.
Foto Dokumen Pribadi
Suara lantang dan menggebu disuarakan oleh perwakilan atau pimpinan demo. Satu suara tema-nya, tentang korupsi. Entah kasus korupsi yang mangkrak, dukungan ataupun menyangkut pola kepempimpinan KPK, menjadi obyek demo. Hanya demo yang "berkelas" yang mendapat perhatian wartawan, selebihnya kadang demo berjalan tanpa ekspose oleh media yang awaknya stand by di loby bawah tepatnya di media center KPK.
Bukan rahasia lagi, ada kelompok pendemo yang murni menyuarakan tuntutan secara volunteer namun ada juga yang terorganisir dengan bayaran sejumlah uang dan sekotak nasi. Mereka yang dari kelompok bayaran, akan terlihat dari ragam usia, atribut, code dress yang dikenakan, sampai pada perilaku mereka selama demo. Yang bayaran, sangat kentara, yang aktif hanya satu dua orang, pengikutnya hanya duduk-duduk tanpa ekspresi, karena sebenarnya mereka tidak mengetahui apa substansi demo. Bilapun tahu paling hanya selintas tanpa bisa menjelaskan point-point tuntutan.Â
Bagi pendemo yang benar-benar tengah memperjuangkan sebuah idealisme pada KPK atau pada obyek tertentu, keberadaannya penuh dengan semangat, kadang bergantian berbicara menyuarakan inspirasi. Semangatnya tergambar dari ekspresi wajah dan gesture tubuh mereka selama orasi atau pembacaan tuntutan. Seolah keringat karena panas terik matahari, tidak dihiraukan oleh mereka.Â