Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian (Masuk Dalam Peringkat #50 Besar dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tikus-Tikus Putih di Gedung KPK

12 April 2023   04:00 Diperbarui: 12 April 2023   08:24 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Pribadi

Hampir setiap hari, di depan kantor KPK, Gedung Merah Putih, Jalan Kuningan Persada, Setiabudi Jakarta Selatan ada demo. Bisa dalam satu hari lebih dari satu kelompok massa yang demo. Jumlahnya dalam ikatan kelompok demo tersebut bisa puluhan hingga ratusan orang. Mereka berasal dari daerah yang tergabung dalam kelompok-kelompok dengan nama-nama tertentu atau lembaga/ aliansi serta kelompok lainnya.

Satu persaman dari kelompok demo tersebut adalah perlengkapan yang seolah wajib mereka bawa yaitu mobil bak terbuka dengan seperangkat sound pengeras suara, spanduk dan atribut kelompok mereka. Untuk kelompok yang "sedikit"keras, mereka membawa ban untuk dibakar. 

Dari kelompok tersebut yang bertindak sebagai kordinator lapangan akan mengatur pelaksanaan demo agar berada dalam barisan kelompok mereka. Acapkali demo terjadi bersamaan, sehingga pihak pengamanan mengatur mereka bergiliran atau di tempat yang tidak jauh dari depan kantor KPK.

untitled-6434c82b4addee5daf6abd02.jpg
untitled-6434c82b4addee5daf6abd02.jpg

Foto Dokumen Pribadi

Suara lantang dan menggebu disuarakan oleh perwakilan atau pimpinan demo. Satu suara tema-nya, tentang korupsi. Entah kasus korupsi yang mangkrak, dukungan ataupun menyangkut pola kepempimpinan KPK, menjadi obyek demo. Hanya demo yang "berkelas" yang mendapat perhatian wartawan, selebihnya kadang demo berjalan tanpa ekspose oleh media yang awaknya stand by di loby bawah tepatnya di media center KPK.

Bukan rahasia lagi, ada kelompok pendemo yang murni menyuarakan tuntutan secara volunteer namun ada juga yang terorganisir dengan bayaran sejumlah uang dan sekotak nasi. Mereka yang dari kelompok bayaran, akan terlihat dari ragam usia, atribut, code dress yang dikenakan, sampai pada perilaku mereka selama demo. Yang bayaran, sangat kentara, yang aktif hanya satu dua orang, pengikutnya hanya duduk-duduk tanpa ekspresi, karena sebenarnya mereka tidak mengetahui apa substansi demo. Bilapun tahu paling hanya selintas tanpa bisa menjelaskan point-point tuntutan. 

64355434c75ca-643608244addee52be7ec133.jpg
64355434c75ca-643608244addee52be7ec133.jpg
Foto Kompas.com

Bagi pendemo yang benar-benar tengah memperjuangkan sebuah idealisme pada KPK atau pada obyek tertentu, keberadaannya penuh dengan semangat, kadang bergantian berbicara menyuarakan inspirasi. Semangatnya tergambar dari ekspresi wajah dan gesture tubuh mereka selama orasi atau pembacaan tuntutan. Seolah keringat karena panas terik matahari, tidak dihiraukan oleh mereka. 

Pada titik tertentu, pernah juga terjadi demo di depan Gedung Merah Putih KPK yang mengarah pada tindakan anarkhis. Biasanya ditandai dengan teriakan massa yang masif, memaksa masuk ke gedung KPK, menerobos barisan pengamanan dari Polri maupun pengamanan dalam sampai pada pembakaran spanduk, simbol-simbol tertentu hingga ban. Setelah benda-benda tersebut terbakar, seolah menambah semangat mereka, hingga kadang melewati batas waktu demo, yaitu masuk pada malam hari.

Bahkan seperti yang terjadi demo hari Selasa kemaren, pendemo membawa ratusan tikus-tikus putih dan melempari gedung KPK dengan telur, sebagai sebuah simbol atau pesan yang ingin mereka sampaikan.

Untuk sebuah penyampaian tuntutan, dengan turun ke jalan berupa demo tadi, efektif atau tidak? Ini yang belum pernah dilakukan penelitian atau kajian, seberapa efektif respon dari pihak yang di demo dalam menanggapinya. Khusus untuk demo di depan KPK, obyek atau tuntutannya tidak selalu terkait dengan KPK, bisa jadi kelompok massa daeri daerah A yang meminta KPK untuk menyidik dugaan korupsi kepala daerahnya, atau demo memberikan dukungan moril pada KPK atau sebaliknya meminta KPK untuk lebih reaktif dalam pemberantasan korupsi.

Pada konteks isu terkini, demo yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, menyangkut rangkaian atau buntut "pemberhentian Direktur Penyelidikan KPK", yang merambah pada substansi lain, seperti pembocoran dokumen, dukungan pada Dewas KPK, dukungan pada Brigjen Endar dan isu lain. 

Mereka yang datang melakukan demo di depan Gedung Merah Putih KPK, seolah hendak berteriak sekencang mungkin agar seluruh Indonesia mendengar bahwa ada permasalahan serius terkait pemberantasan korupsi di negeri ini yang tidak juga kunjung usai. Tentu sangat disayangkan bila KPK yang menjadi tumpuan pemberantasan korupsi, justru menjadi sumber kegaduhan. Energi yang terbuang untuk melakukan demo ataupun merespon demo, seolah menjadi sia-sia. Sampai kapan hal ini terus terjadi?

Salam Anti Korupsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun