Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sentimen Positif dan Momentum Trust Polri

2 Maret 2023   05:00 Diperbarui: 2 Maret 2023   05:06 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anthony, Mahasiswa Doktoral Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu menganalisa tren pergerakan data berdasarkan spasial. Dalam  riset big data dari Kazee Media Monitoring mengenai perbandingan perbincangan netizen terkait sentimen positif Polri yang meningkat signifikan sebesar 20,4% antara dua kurun waktu 3 bulan. Periode 1 Agustus - 31 Oktober 2022 sentimen positif Polri hanya sebesar 45,2% dan negatifnya sebesar 54,8%. 

"Sebelumnya sentimen negatif mendominasi karena beberapa isu. Sekarang naik 20,4%, ini dibandingkan dengan periode 1 November 2022 - 31 Januari 2023, yang di mana sentimen positifnya 65,6% dan negatifnya 54,8%. Karena itu, Anthony menyebut citra Polri mulai akhir tahun 2022 sampai awal tahun 2023 semakin baik di mata netizen, demikian dikutip dari detik.com.

Hasil riset tersebut, setidaknya bisa menjadi salah satu indikasi intitusi Polri senantiasa dinamis menuju perbaikan. Citra dan kepercayaan pada Polri, nyaris "tenggelam" ketika pertengahan tahun 2022, muncul perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua dan Narkoba yang melibatkan dua Jenderal Bintang 2. Dua momen yang menjadi pukulan berat bagi trust pada Polri. Namun, kerja keras Kapolri beserta jajarannya, patut untuk diapresiasi, Karena tetap menempatkan kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara di atas kepentingan institusi.

Bisa dibayangkan, bagaimana remuk redam-nya Polri bila apa yang dilakukan pimpinan Polri, misalnya masih terbelenggu dengan skema dan paradigma lama, dalam penuntasan dua perkara besar tersebut. Seolah, dengan dua perkara tadi, menjadi ujian bagi Polri dan kemudian bisa dilalui dengan baik. Hasilnya, signifikan dengan apa yang menjadi obyek riset tadi, yaitu sentiment yang lebih baik dari masyarakat.

Berpuas diri? O, tentu jangan. Mengapa?

Pertama, trust atau kepercayaan masyarakat pada Polri harus dianggap sebagai sebuah keharusan. Analognya adalah ikan yang berada dalam kolam. Ikan bisa bergerak ke sana kemari, karena adanya air dalam kolam. Tanpa air tersebut? Ikan akan menggelepar. Setidaknya, dengan analog ini, semakin disadari bahwa betapa kuat keterpengaruhan akan kebutuhan air bagi seeekor ikan. Betapa menjadi variable yang signifikan adanya kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Semakin kuat kepercayaan publik, semakin mudah Polri dalam melaksanakan tugas dan mencapai apa yang menjadi visi dan misi institusi.

Kedua, sudah menjadi keharusan bagi Polri, untuk memosisikan diri benar-benar sebagai "abdi masyarakat", sehingga bila doktrin ini melekat dan menjiwai semua anggota Polri, tidak akan lagi terciderai trust atau kepercayaan dari masyarakat. 

Sebaliknya, yang muncul adalah sikap empati dan partisipasi untuk bersama mewujudkan keamanan dan ketertiban. Karena dalam kontruksi ini, keamanan dan kertiban dalam masyarakat sangat disadari menjadi kebutuhan penting bagi terselenggaranya proses pembangunan. Stabilitas keamanan dan ketertiban yang terganggu, berdapat dan berkorelasi pada sektor ekonomi dan iklim investasi. Mana ada investor mau menanamkan modalnya pada Negara yang masih bekutat, sibuk mengurusi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat?

Ketiga, sentimen positif atas nilai-nilai kepercayaan masyarakat menjadi sebuah kebutuhan bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga idealnya akan muncul sebuah bentuk kemitraan simbiosis mutualisme, saling membutuhkan, saling memerlukan dalam suatu dinamika.

Pada akhirnya, menjadikan momentum kesadaran untuk menguatkan kebersamaan antara Polri dengan masyarakat, bukan sebagai angan-angan atau halusinasi. Namun bisa direalisasikan dengan konsep dan hakikat dari pentingnya rasa aman sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia, sebagaimana menjadi teori yang disampaikan Abraham Maslow dalam " A Theory of Human Motivation. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun