Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian (Masuk Dalam Peringkat #50 Besar dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sepenggal Kisah dari Pantai Oetune Kupang

3 Februari 2023   11:49 Diperbarui: 4 Februari 2023   03:41 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumen Pribadi

Hamparan pasir dipantai Oetune yang menyerupai gurun pasir, menjadi pemandangan yang menakjubkan. Betapa tidak, begitu elok Tuhan menciptakan "gurun pasir dan ombak biru " bersebelahan. Di sepanjang cakrawala, Nampak hijau oleh geraian pepohonan. Pantai gurun tersebut terletak di Desa Tuafanu dan Oebelo, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Konon, hamparan pasir yang indah tersebut terbentang hingga 100 meter.

Pada saat siang hari, ketika terkena sinar matahari, pasir-pasir tersebut bagai menari dan berbisik, membentuk gelombang yang indah. Membuat mata tidak bosan memandang dan mengagumiya. Paduan alam sekitar dengan bentangan maha luas laut nan biru dengan ombak saling berkejaran, membuat siapapun yang berkunjung, ingin mengabadikan dalam frame foto.

Peluang seperti itu, dimanfaatkan oleh, Andri, Ipy, Nea dan puluhan bocah-bocah pantai yang bersahaja tersebut. " Biar beta kasih momen yang Bagus, Bapak. " Begitu tawarnya. Sepertinya sangat memahami dan mengerti keinginan saya. Saya mencoba selfi, namun view yang didapat kurang pencahayaan, jadi hasilnya kurang maksimal.

index-63dc917adfb6a13b6c490282.jpg
index-63dc917adfb6a13b6c490282.jpg

Foto: Dokumen Pribadi

" Ada titik pencahayaan yang bagus Bapak, di sana. " Begitu tunjuknya. Saya serahkan handphone saya, kemudian tangan mungilnya mulai mengarahkan berbagai gaya dan posisi. Saya menuruti saja. Beberapa pengunjung yang lainnya juga melakukan yang sama. Seperti seorang fotografer profesional, Andri dan teman-temannya mengambil posisi.

Berbarengan dengan itu, deburan ombak saling berkejaran. Menampar bibir pantai dan akhirnya pecah menjadi buih-buih. Angin berkesiuran, membuat tubuh serasa berdamai dalam pelukan alam. Beberapa adegan foto sudah saya lakukan, menuruti arahan Andri.

" Setiap hari di sini? "

" Iya Bapak. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun