Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismillah, Menulis Seputar Hukum dan Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Outing dan Engagement

21 Desember 2022   03:45 Diperbarui: 23 Desember 2022   18:10 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kegiatan yang dilakukan saat outing kantor. Sumber: grid.id

Kutipan pendapat pakar komunikasi Wilbur Schramm menjadi prolog artikel ini, yaitu arti sederhana dari engagement sebagai bentuk komunikasi dua arah dalam ranah interaksional. Kunci dari komunikasi disini adalah  adanya feedback atau tanggapan pesan. 

Apa relevansi outing dengan engegement? 

Pada frame keterikatan secara organisasi antara manager dengan karyawan perlu adanya harmonisasi. Akhir tahun, bisa menjadi salah satu solusi untuk empowering adanya keterikatan tadi, untuk "mengawali" lagi semangat kebersamaan dalam pekerjaan di tahun yang baru mendatang. Sangat logis, bila di akhir tahun, banyak perusahaan, organisasi atau kantor yang mengadakan outing kantor. 

Waktu satu hingga tiga hari berkumpul, dalam suasana interaktif dan lepas dari beban pekerjaan, tentu menjadi sebuah closing akhir tahun yang akan berkesan bagi para karyawan.

Bisa dibayangkan, bagaimana setahun berjalan, berkutat dalam aktifitas dengan target-target kerja, tentunya membutuhkan keseriusan dan seperti menghabiskan waktu di kantor tanpa ada canda tawa, aktifitas yang santai, interaksi level top manager dengan Unit pelaksana yang kaku dan penuh dengan "hierarchy".

Hanya dengan mengagendakan satu hingga tiga hari outing kantor, kebekuan dan kekakuan interaksional tadi bisa mencair dan bisa menumbuhkan semangat baru, melahirkan energi kerja terbarukan untuk menyambut target tahun depan.

Dalam outing kantor, tidak hanya sekedar menghabiskan waktu dengan menikmati obyek tertentu yang direncanakan, namun pada momen-momen santai, bisa disisipkan semacam "moment-day" dengan materi masukan-masukan untuk perbaikan kinerja dalam mengejar target di tahun berjalan ke depan. 

Atau juga diisi dengan kegiatan semacam "instrospeksi-day", di mana masing-masing peserta outing mempunyai kesempatan untuk "berkeluh kesah" sebagai bentuk pengungkapan isi hati, tanpa harus menyinggung kebijakan atau perasaan atasan atau sesama karyawan. 

Dengan bahasa dan tempat yang fresh, tentu akan menjadi sebuah "learning-learnt" bagi yang lainnya. Ada sisi keluh, kesah, namun akan ada positif respon dari yang lain.

Outing kantor tidak memunculkan kekompakan seratus persen, dipastikan ada rekan kantor yang "sebenarnya" malas atau ogah-ogahan mengikuti kegiatan. Banyak penyebabnya, ada yang menganggap kegiatan buang waktu saja, atau karena ada "acara sendiri" yang sebenarnya ingin dilakukan, sehingga terhadap hal ini, perlu sikap tersendiri, untuk menghindari situasi yang tidak mengenakan saat pelaksanaan.

Perlu menjadi evaluasi bagi penyelenggara kegiatan ini. Jangan sampai, apa yang menjadi persepsi outing kantor sebagai bentuk "buang waktu saja" benar-benar terjadi. Untuk itu beberapa hal best practice berikut, bisa untuk dijadikan referensi :

Pertama, sebagai panitia, memastikan dulu obyek yang akan dituju, dengan menyusun roundown kegiatan dengan beberapa alternatif dan disosialisasikan. Dengan sosialisasi ini, minimal bisa terserap aspirasi mayoritas, sehingga bukan karena pilihan panitia semata. 

Terhadap putusan akhir, kepada pihak yang "berbeda" diberikan kesempatan untuk menyampaikan, apa dan bagaimana ide-nya. Satu atau dua ide tersebut, sebisa mungkin diakomodir, dengan tujuan menisbikan peran aktifnya saat kegiatan.

Kedua, kegiatan yang direncanakan tadi, bukan sesuatu yang asal-asalan, namun bisa tukar pengalaman dengan "panitia dari kantor lain", sehingga muncul kegiatan yang benar-benar fresh dan bukan sebagai pengulangan kegiatan tahun sebelumnya. termasuk dalam hal kepanitiaan, berganti, tidak hanya itu-itu saja yang tampil.

Ketiga, karena membawa misi engagement, yaitu menguatkan keterikatan seluruh pegawai dalam organisasi atau perusahaan, maka menghargai setiap satu kata dari satu pegawai, menjadi kunci.  

Keempat, menghindari kegiatan indoor. Hal ini semata bertujuan apa yang sudah dilakukan dalam setahun, dengan bekerja di belakang meja, dalam kantor, berganti dalam suasana yang lebih "mencintai alam". 

Baik itu yang sifatnya evaluasi, ataupun penyampaian target di tahun mendatang, disampaikan di tengah hijauanya dedaunan, atau di pinggir percikan air pegunungan yang menyenangkan.

Tanpa harus dengan event organinizer, outing kantor tetap bisa dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, tanpa meninggalkan misi dan keterikatan emosional pegawai pada pekerjaannya.

Salam hangat, salah sehat dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun