" Itu hak Ibu untuk mengatakan hal tersebut, namun perlu diketahui Penyidik mempunyai minimal 2 alat bukti untuk menjadikan Pak Yali sebagai tersangka. Ibu berikan keterangan yang sebenarnya saat menjadi saksi, itu akan sangat membantu terangnya perkara ini. Tambah penyidik.
Itu menjadi kilas balik saat di persidangan yang terus terbayang di pelupuk mata Yali Sang Direktur di Lembaga Permasyarakatan.
Sementara kini, detik ini, di kamar rumah Bintang, ia masih serasa lunglai. Beberapa hari ini tidak ada komunikasi dengan sang suami. Rumah yang kadang ada canda tawa dan bisik mesra dari Randy, Sang Suami, nyaris lenyap. Bintang merasakan perubahan tersebut akibat perkembangan perkara yang melibatkan Yali Sang Direktur, semakin menyeret dirinya. Dengan demikian, Randy pun yang awalnya netral, percaya dengan ucapan-ucapannya, bergerak 180 derajat pada posisi "curiga", bahwa "ada kedekatan khusus" antara dirinya dengan Pak Yali.
Randy bukannya apatis. Ia juga mengikuti perkembangan perkara melalui media. Baik media on line maupun media TV yang sesekali menyiarkan sidang Yali Sang Direktur.
Puncaknya, di sebuah sore, di kamar, Randy menatap tajam pada Bintang.
" Rasanya, sebuah keputusan harus aku buat. "
Jantung Bintang berdegup keras.
Ia terdiam dan benar-benar terdiam, tak mampu sepatah katapun ia ucapkan, ketika Randy menguraikan kecurigaan tentang hubunganya dengan Pak Yali Sang Direktur dan pemberian barang berharga atas "kompensasi" hubungan keduanya. Hanya air mata menetes satu persatu dari kelopak mata Bintang.
Cerita di Hari Sabtu, 10 Desember 2022