Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis Tentang Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Talenta Digital (Menuju 7 Hari Seminar Proyek Perubahan)

1 Desember 2022   05:05 Diperbarui: 1 Desember 2022   05:10 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Talenta Digital (Menuju 7 Hari Seminar Proyek Perubahan)

Teringat kata-kata bijak penuh makna dari seorang Pengajar di Diklat Kepemimpinan Nasional Tingkat II , pada awal-awal kelas klasikal, di Kampus Pusat Pendidikan Administrasi Kementerian Agama, Agustus silam. Sedihnya, saya khilaf tidak mencatat pendapat ini muncul. Begini : " Talenta digital harus diikuti, bila tidak integritas Kepemimpinan bisa turun. " Pendapat ini bila dihadapkan pada kondisi lingkungan strategis saat sekarang, sangat urgen. Mengapa? Pemimpin yang tidak memiliki kesadaran (awareness) digital dalam menjalankan perilaku kepemimpinannya melalui kolaborasi, inovasi dan komunikasi seperti menempatkan diri pada sebuah gerbong paling belakang perjalanan sebuah kereta.

Sekarang, tata kelola manajemen manual telah berubah pada tata kelola berbasis elektronik (business process enginering/BPE). Jadi, mau tidak mau, Pemimpin harus adaptif untuk beroritensi pada digital-minded. Kemampuan Pemimpin di era seperti itu, harus meiliki skill dalam komunikasi, visi, melek atau paham digital, adaptif, inovasi serta berani mengambil resiko. Dalam kondisi yang demikian pula lingkup Kepemimpinan bergeser dari pola konvesional pada Kepemimpinan digital yang memiliki kesadaran digital, pola pokir digital (digital awarness dan digital mindset), mampu melakukan kolaborasi, inovasi dan inisiatif.

Kesadaran akan perubahan jaman, juga dikarenakan pada hakikat seorang pemimpin yang harus mau belajar dan belajar (seumur hidup), sebagaimana menjadi teori tentang prinsip dasar kepemimpinan Stephen R Cohey. Dua prinsip lainnya adalah pemimpin harus mempunyai orientasi pada tugas pelayanan dan bisa membawa energi positif bagi lingkungan kerjanya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana mengatasi kesenjangan budaya kerja antara generasi yang "lama" dengan generasi yang melek digital? Bukan hanya masalah usia, namun "pertemuan" lintas usia, lintas generasi dalam sebuah lingkungan pekerjaan, akan menjadi tantangan tersendiri bagi seorang Pemimpin.

Kepemimpinan yang strategis, bisa memosisikan di tengah-tengah karakter yang berbeda tersebut. Sifat dasar yang utama, seperti tadi disampaikan adalah keperdulian. Tidak semua pemimpin (walau dari segi usia) masuk generasi bertalenta digital mempunyai kegesitan dan kecerdasan adaptif terhadap "literasi-digital", namun yang diperlukan adalah bagaimana ia bisa mengelola untuk penyesuain yang terjadi. Kata kuncinya adalah, bahwa inti dari manajemen adalah leadership, sedangkan inti kepemimpinan adalah human relationship. Artinya apa? Dalam menjalankan kepemimpinan, maka menjaga tata hubungan, komunikasi yang baik ke semua karakter, akan bisa memosisikan diri sebagai "katalis" atas perbedaan-perbedaan yang terjadi.

Itulah maka, ketika Diklat kepemimpinan Nasional berorintasi pada kepemimpinan digital, tidak serta merta "mewajibkan" peserta "menguasai" detail-detail digital yang menjadi "domain" generasi bertalenta digital. Strategi yang digunakan adalah menggerakan mereka untuk masuk dalam Tim Efektif, Tim Agile, yang bekerja dan bersentuhan dengan "tehnologi-digital". Dengan sikap awarness, maka fungsi human relationship bisa dijalankan, sehingga tujuan bisa efektif tercapai.

Inilah sepenggal "ilmu" yang tercatat dan tergores dalam benak saya, yang Insha Alloh 7 hari lagi mengadakan Seminar Proyek Perubahan saya tentang Strategi Penguatan Pemberantasan Korupsi Melalui Pemistor (Pemiskinan Koruptor) Oleh KPK-RI, yang tentunya benar-benar melibatkan generasi bertalenta digital dalam mengolah data, membuat desain tampilan ppt, sampai pada tata letak laporan Proyek Perubahan dan Video-nya. Semua atas kerja Tim, saya sebagai Project Leader, memosisikan diri juga sebagai motivator, eksekutor atas terlaksanakanya sebuah kegiatan yang menjadi milestone Proyek Perubahan saya. Karena di sinilah "kepemimpinan" benar-benar bisa dilihat.

Pada akhirnya, menjadi sebuah closing statment : " terus belajar, tidak alergi pada perubahan. "

Salam Anti Korupsi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun