Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis tentang : - Korupsi dan Bunga Rampai (2022) - Korupsi (2023) - Hukum dan Korupsi (22 Oktober 2024 sd. sekarang) - Sebelum aktif di Kompasiana (2022), menulis di Jawa Pos, Suara Merdeka, Tribun dan Beberapa Media Internal Kepolisian. (Masuk Dalam Peringkat #50 Besar dari 4.718.154 Kompasianer Tahun 2023)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menapak Jejak di Kompasiana

27 November 2022   06:02 Diperbarui: 27 November 2022   06:24 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menapak Jejak Di Kompasiana

Saya bergabung dengan Kompasiana tanggal 21 Oktober 2022. Ada harapan yang ingin disemai bersama web blog ini. Meski bukan hal baru untuk dunia menulis, namun kompasiana menjadi momentum saya untuk move on menulis di media secara "masif lagi." Hampir 6 tahun sejak saya tugas sebagai penyidik KPK, nyaris saya "menenggelamkan diri" dari dunia tulis menulis, meski satu atau dua tulisan masih sempat muncul di Koran Suara Merdeka, Tribun Jateng atau Solo Pos. Selebihnya, hasrat kepenulisan saya saya pendam.

Baru momentum tadi, saya seperti mendapat wadah baru, yaitu Kompasiana ini. Ide-ide yang tertahan, setidaknya dengan dituangkan di Kompasiana akan bisa tersalur dan yang penting, "jiwa anti korupsi" saya bisa tersalurkan. Saya sangat benci korupsi, maka ini menjadi dasar penyemangat saya untuk menyuarakannya. Ada keyakinan pada diri saya, Kompasiana bisa dijadikan "tunggangan" untuk bisa menebar "amar makruf nahi munkar", sebagai salah satu visi besar saya saat ini. Bila dikatakan sebagai sebuah idealisme, bisa jadi iya. Kadang untuk mencapai visi tertentu, dibutuhkan tools yang tepat. 

Kompasiana menjadi pilihan tersebut dan ke depan, bukan hanya saya, Kompasiana bisa membawa pada siapa saja pada "jejak" masa depan dari sebuah keinginan yang bisa juga memberikan manfaat pada orang lain, melalui tulisan-tulisan. Karena sudah menjadi rumus dunia : " tulisalah apa yang bisa kau tulis, dunia akan ada di genggaman." Meskipun naskah aslinya bukan seperti itu, namun substansi-nya tidak beda jauh.

Ke depan, Kompasiana saya yakini akan semakin memberi warna dalam dinamika kehidupan, meskipun dunia penuh dengan innovasi baru. Bisa jadi, ketertarikan publik akan mengalami pergeseran terkait dengan media sosial sebagai salah satu alat untuk aktualisasi diri, namun selama manusia ada ketertarikan untuk membaca, Kompasiana menjadi salah satu alternatif menoreh jejak tersebut. Apa yang ada dalam benak, dalam pikiran dan kemudian tertuang dalam sebuah tulisan, akan tersimpan rapi dan "bisa" dibaca oleh orang lain, menjadi sebuah alasan web blog Kompasiana menjadi sesuatu yang dibutuhkan.

Ekspansi keinginan untuk lebih luas terbaca oleh "viewer", mungkin bisa terbantukan oleh Kompasiana dengan menampilkan "penulis" penulis baru, bukan hanya "mereka-mereka" yang sudah "non-debutan" lagi. Justru sebaliknya, memberikan ruang "promosi" pada penulis-penulis baru akan memberikan semangat dan energi terbarukan. Ada kalanya penulis baru belum memahami ada kriteria-kriteria tertentu yang bisa mendongkrak "viewer" nya, maka lewat ruang tadi, setidaknya Kompasiana memberikan : kesempatan promosi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun