Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismilah, Menulis Tentang Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(The Impact Series) : The Rival

26 November 2022   04:00 Diperbarui: 26 November 2022   05:16 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fanny mengakui, cara yang digunakan Sang Direktur seolah sempurna. Sebuah kamuflase yang meniadakan kecemburuan atas kedekatan Fanny dengan Sang Direktur. Ketika masalah persepsi suami pada Yali beres karena kepiawai Yali sendiri, selesaikah permasalahan dengan Direktur yang "sangat bermurah" hati pada Fanny tersebut? Ia dengan mudah membelikan Fanny sesuatu yang mahal dan berharga, termasuk sebuah rumah yang ia atas namakan anak.

Fanny merasa belum sepenuhnya bisa bermain hati dengan Yali. Ada Bintang, sosok yang masih muda dan juga "dekat" dengan Yali. Fanny tahu, Yali bermain banyak hati. Tapi, sepertinya, bila dengan Bintang, Fanny merasa tidak rela. Kenapa? Fanny punya firasat, Yali perhatian pada Bintang dari pada dirinya. Karena factor usia-kah? Atau Yali menjaga perasaanya, ia-lah yang lebih awal mengenal dan dekat dengan Yali, sedangkan Fanny masuk dalam "lingkaran Yali" baru dua atau tiga tahu yang lalu? Sedangkan dirinya, sudah hampir sepuluh tahun.

Pernah hal tersebut ditanyakan pada Yali.

" Dalam beberapa hari ini, kamu seperti sibuk dengannya. " Sindir Fanny, bila berdua ucapan yang keluar dari mulutnya, sudah menunjukan kedekatan antar keduanya. Tidak lagi berbatas atasan dan bawahannya.

Yali hanya tersenyum.

" Sudahlah, jangan bahas itu, nanti kita jalan ya?"

Bila sudah begini, Fanny tidak kuasa menolaknya. Meski Fanny menahan cemburu yang besar. Namun, ia tidak kuasa untuk menambah kecemburuan menjadi sebuah kemarahan. Bagaimanapun, ia tidak mau "dilepas atau melepaskan Yali. " meski kini, ia harus menahan cemburu pada Sang Rival, yang ia tahu juga sudah dibelikan rumah, mobil dan benda berharga lainnya.

Sampai suatu siang, Fanny hanya bisa diam tak bisa merangkai alibi atau kata-kata yang sudah dipersiapkan saat menghadapi pemeriksaan penyidik. Aliran dana Sang Direktur, meski tidak secara langsung bisa ditelusuri dan sudah ditunjukan pada dirinya. Penyidik tidak perlu adanya pengakuan, tapi dokumen perbankan maupun lainnya sudah menguatkan bahwa ia menjadi pihak yang menerima sebagian dari harta hasil korupsi Sang Direktur.

Fanny tidak bisa membayangkan suatu hari Tim Pemberantas Korupsi akan datang lagi dengan menutup rumah yang ia tinggali dengan terpasang : Rumah Di Sita (To Be Continued)

Sabtu, 26 Nopember 2022

Salam Anti Korupsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun