Mohon tunggu...
Heribertus Binawan
Heribertus Binawan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Pendidikan dan Seni

Lahir di lereng Gunung Merapi di keluarga guru SD yang sederhana. Suka menulis apa saja sesukanya. Senang bertemu siapa saja. Semoga segala kebaikan untuk ANDA hari ini..!!!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rumus Hidup Bahagia Ala Pakdhe

24 Agustus 2011   07:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:30 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu 'Pakdhe', dia bukanlah saudara, tetangga pun bukan. Dia adalah seorang pelayat dari Madiun yang hadir dalam upacara pemakaman ayah teman sekerja saya. Meski kami bertemu karena faktor kebetulan saja namun tidak mengurangi kedekatan kami untuk berbicara tentang apa saja. Mungkin karena kami ternyata sama-sama bekerja di bidang pendidikan.

Pada awalnya kita berbicara basa-basi saja, tanya sana-sini, mengagumi batik yang dia pakai, mempertanyakan cuaca yang kian panas dari hari ke hari serta membicarakan almarhum yang seorang pensiunan dosen hingga perkenalan yang berlanjut dengan hangatnya aura pembicaraan kami.

"Panggil saja saya 'pakdhe'", begitu dia memperkenalkan dirinya. Sejurus kemudian dia mulai bercerita tentang kariernya dari dosen biasa hingga posisi tertinggi di sebuah universitas swasta di Surabaya, yakni sebagai rektor. Pakdhe tidak lagi muda, ia sudah hampir mencapai umur 80 tahun namun ajaibnya dari Madiun hingga Jogja ia lakoni dengan menyetir mobil sendiri. Sehat benar kondisi badannya bahkan sepintas tak pernah terbayangkan usianya yang sudah begitu senja. Terang saja saya bertanya,"apa sih resep awet muda seperti pakdhe?". Dengan diawali sedikit mengambil napas panjang ia pun menjawab, "resepnya hanya ada 2 (dua)". Berikut dua resep awet muda ala pakdhe.

Pertama, jangan sampai menyimpan 'unfinished business'. Secara tidak sadar kita setiap hari menyimpan 'unfinished business' ini. Ia mencontohkan kecenderungan kita menunda-nunda pekerjaan merupakan salah satunya. Contoh lain adalah menyimpan dendam, tidak mau memaafkan, mangkir dari tugas dan kewajiban dan lain sebagainya.

Kedua, lupakan dan jangan gunakan kata 'harus'. "Siapa bilang bahwa anak sekolah itu harus naik kelas?", begitu ia memberikan salah satu contoh konkritnya. Bukannya untuk menghancurkan motivasi anak untuk naik kelas namun perasaan 'harus' yang berlebihan bukannya memberi semangat hidup namun kadang justru dapat meluluhlantakkan asa karena sifatnya yang kaku dan kurang toleran.

Demikian resep singkat awet muda ala Pakdhe, barangkali berguna bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun