Mohon tunggu...
heri bdp
heri bdp Mohon Tunggu... Ilmuwan - فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Aktivitas keseharian selalu membaca, tafakur dan tadabur alam, Tuhan dan manusia. Resolusi akhir, berharap tunduk patuh dihadapan-Nya dengan qalbun salim, ridha dan diridhai oleh-Nya, adalah gerbong pemberhentian yang hendak dicapai.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dinamika Psikologi Masa Yunani Kuno, Helenistik, dan Abad Pertengahan

31 Januari 2021   09:55 Diperbarui: 31 Januari 2021   09:56 8014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mediapakuan.pikiran-rakyat.com

Abad pertengahan, khususnya di dunia Barat adalah tanda awal dari keberpengaruhan dogma (ajaran Kriten) gereja pada bidang keilmuan secara menyeluruh, masa ini berlangsung selama seribu tahun. Ciri khas masa ini ditandai dengan otoritas gereja dalam perkembangan ilmu (sehingga lambat), ajaran yang tersebar berpangkal pada pemikiran Aristoteles, dan banyak pemikiran dari tokoh yang berpangkal dari ajaran agama. 

Abad pertengahan jika ditinjau lebih jauhm terbagi menjadi dua masa dalam perjalanan sejarahnya, yakni masa Patristik yang ditandai dengan pimpinan gereja dipilih dari golongan atas atau ahli pikir, dan masa skolastik (skolastik awal: berdirinya sekolah; skolastik puncak; berdirinya perguruan tinggi; dan skolastik akhir; kejenuhan dalam berfilsafat) yang ditandai dengan pendidikan melalui berbagai sekolah yang didirikan. Diantara tokohnya adalah Agustinas (354-430 M) dan Thomas Aquinas (1225-1275 M).

Dari kedua masa tersebut, pembahasan tentang psikologi lebih mengarah pada praksis di kehidupan dan bertautan dengan ajaran agama, sehingga tidak bebas nilai. Tema yang diangkat seputar penciptaan alam diciptakan oleh Yang Maha Tunggal; manusia dikaji melalui sudut pandang satu kesatuan, terlepas dari dualitas; kehidupan manusia dikaji sebagai bebas berkehendak. Namun, dengan sifat demikian memerlukan kendali Tuhan untuk menebus kesalahan atas kebebasannya dalam berbuat dosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun