Mohon tunggu...
Heri Supianto
Heri Supianto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah negeri di Kabupaten Tebo, provinsi Jambi. Saya suka bermain badminton dan tenis meja. Selain itu saya juga suka membuat produk-produk DIY.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Kurikulum Perlu Berubah

15 Januari 2024   13:05 Diperbarui: 16 Januari 2024   09:41 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Saya ingin jadi dokter, Pak.”, “Kalau saya mau jadi polisi, Pak.”, “Saya mau jadi penyiar aja, Pak.”

Begitu lah kira-kira jawaban siswa jika kita mengajukan pertanyaan “Ingin jadi apa saat kamu besar nanti?” kepada mereka dua puluh tahun lalu. Namun jika kita ajukan pertanyaan yang serupa kepada siswa saat ini, mungkin jawaban seperti “Saya ingin menjadi content creator, Pak.”, “Youtuber dong, Pak, “Saya mau jadi Animator handal, Pak.” yang justru kita dengar.

Waktu berlalu dan membawa banyak sekali perubahan dalam kehidupan, terutama dalam dunia Pendidikan. Seiring perkembangan teknologi, yang dulu belajar harus di dalam ruang kelas dan tatap muka, kini belajar cukup menatap layar dan transfer pengetahuan tercapai. Dulu harus memilah buku-buku yang ada di perpustakaan untuk dibaca, sekarang cukup dengan mengetikkan ‘kata kunci’ saja untuk mendapatkan bahan bacaan. Perubahan-perubahan yang demikian cepat memberikan signal kepada kita, para guru, untuk bereaksi terhadapnya. Apakah kita harus merangkul/beradaptasi dengannya atau justru menentangnya.

Pada 11 Febuari 2022 Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka secara daring. Kurikulum Merdeka menjadi sebuah transformasi dari pemerintah untuk  beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.

Lalu kenapa Kurikulum Merdeka dijadikan Kurikulum nasional dan menggantikan kurikulum 2013? Dan kenapa Kurikulum terus berubah?

Salah satu alasan yang paling mendasar kenapa kurikulum perlu dirubah adalah karena adanya perubahan zaman. Kurikulum yang baik adalah kurilum yang sesuai zamannya dan harus mengikuti perkembangan zaman. Kurikulum terdahulu sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan belajar siswa saat ini. Siswa sudah tidak tertarik lagi dengan cara belajar tradisional, seperti metode ceramah dan meringkas isi buku. Siswa saat ini lebih meikmati pembelajaran yang bermakna yang ada kaitannya dengan kehidupan mereka. Sebagai contoh, siswa akan merasa lebih senang jika mereka belajar tentang sejarah dengan mengunjungi lokasi peninggalan sejarah atau museum daripada mempelajari sejarah hanya dari buku saja.

Selain itu, perkembangan teknologi juga menjadi alasan terjadinya perubahan kurikulum. Kemajuan teknologi menawarkan pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan. Ada banyak alat bantu dan aplikasi pembelajaran yang membuat siswa dapat belajar dengan mudah. Youtube contohnya. Dengan Youtube siswa dapat mempelajari sesuatu tanpa harus duduk di ruang kelas dan arahan dari guru. Siswa dapat belajar secara mandiri di mana saja. Hal ini tentu membuat guru tidak bisa menggunakan kurikulum lama yang hanya mengandalkan buku saja untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang sudah bersahabat dengan teknologi.

Itulah alasan-alasan kenapa kurikulum perlu untuk dirubah. Karena sejatinya kurikulum itu bersifat dinamis. Dengan adanya perubahan kurikulum yang sesuai dengan zamannya, guru dapat membantu siswa memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan mencapai kompetensi yang mereka inginkan.

Mari share pandangan rekan-rekan semua terhadap topik “Mengapa Kurikulum Perlu Dirubah” melalui link berikut ini.

https://forms.gle/jgdS9zHkwfg69NPB9

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun