Membaca tulisan buah legendaris dari jogja, seolah - olah terlalu mengandung majas hyperbola ya?! padahal sejatinya makna tersebut malah melebihi dari ungkapan tersebut, kalau boleh malah penulis bisa menyebutkan istilah The True Living Legend karena memang hingga kini popularitas buah nan manis inipun masih populer dan tetap diminati baik sebagai makanan pencuci mulut sehari - hari, ataupun sebagai pelengkap hidangan untuk jamuan makan baik hajatan pernikahan, khitanan, syukuran, dan lain sebagainya.
Semua masyakarat indonesia  mengenal buah ini sebagai buah yang manis dan menarik. Walaupun kelihatannya sangat manis dan nikmat, namun tetaplah berhati - hati jika kita hendak mengupasnya, karena kulit buah ini termasuk lumayan tajam dan jika kita keliru dalam mengupas buah ini, maka bisa - bisa jari kita akan tergores luka. Terutama buah salak yang masih muda.
Buah salak Manis (Salakgading)
Salak Pondoh telah mengalami pasang surut jaman dari mulai era Orde Baru jaman kepemimpinan Presiden Soeharto hingga sekarang di era Presiden Joko Widodo. Dari era kemasyuran dengan harga yang mahal Rp. 30.000-an hingga dikisaran seribuan rupiah telah dialami oleh buah yang tetap melegenda ini.
Buah Salak di Pasar Modern (inspirasibisnisanda)
Maka tidak berlebihan jika penyebutan buah ini sebagai legenda hidup dikarenakan pasang surut harga buah tersebut ditangan para petani, penjual dan pembeli. Penulis yang sebagai putera asli jogja tahu betul masa - masa keemasan dan saat masa harga salak pondoh melonjak turun hingga kadang merugikan para petani sebagai pengolah komoditi ini dari mulai pembibitan dan pemeliharaan saat ditanam.
Salak Pondoh Yogya (Salak Gading)
Adapun sejarahnya adalah buah ini pertama kali ditanam oleh seorang petani dikawasan desa Turi, Â yakni kawasan yang terletak diutara kabupaten Sleman, propinsi Yogyakarta. kemudian disaat itu buah tersebut hanya untuk dikonsumsi sendiri dan keluarganya, tetapi melihat antusias keluarga terutama saudara - saudaranya yang datang dari jauh dan minta diberikan oleh-oleh salak pondoh, akhirnya buah itu menjadi terkenal dan lambat laun buah itu lebih laku daripada buah salak jawa atau salak biasa.
Ilustrasi Makan buah segar (source image tribunnews)
Perlu diketahui bahwa buah salak yang ada dikalangan masyarakat yogya kala itu adalah buah salak jawa. Seiring kesuksesan dalam penjualannya membuat animo petani di kawasan Turi hingga ke Pakem dan akhirnya menyeluruh di kawasan utara sleman untuk menanam salak pondoh dan merekapun mengikuti kesuksesan petani tersebut dalam membudidayakan buah salak pondoh.Namun dewasa ini dijaman milenial nan canggih, komoditas salak pondoh tidak hanya sekedar dikonsumsi dalam bentuk buah saja, tetapi salak pondoh telah diolah untuk dijadikan komoditas produk beraneka ragam contohnya adalah keripik salak.
Keripik Salak (image kanefood)
Hal ini tidak hanya dilakukan oleh para petani salak saja, tetapi juga dilakukan oleh para Creatifpreneur yang melihat limpahan panen buah salak ini sebagai komoditas produk menguntungkan. Para pelaku usaha inipun telah merambah hingga diluar Jogja, bahkan telah merambah hingga ke Semarang, Bekasi, Jakarta, Malang, Tapanuli, Balikpapan.Salak juga dapat diolah menjadi aneka bentuk Brownis dengan bahan dasar salak.
Brownis Salak (image salaku)
 Salak juga dapat diolah menjadi aneka jajanan Dodol, dengan cita rasa nan manis tetapi khas salak
Dodol Salak (image Namora)
Buah salak bisa juga diolah menjadi olahan Bakpia khas Jogja
Bakpia Salak (image klikhotel.com)
 Buah Salak dapat diolah menjadi produk Syrup
Sirup Salak (image UKM Kautsar)
Selain olahan - olahan tersebut diatas, ada juga salak diolah menjadi komoditas Wine Salak
Wine Salak (image CV Dukuh Lestari)
Nah, pembaca kompas sekalian..demikian tadi beberapa olahan produk hasil dari buah salak ataupun salak pondoh, asal kita kreatif buah tersebut masih bisa dijadikan olahan lain yang bernilai tinggi. Tak hanya salak saja, buah - buahan lainpun dapat kita manfaatkan menjadi produk yang menguntungkan untuk kita. Di jaman yang semakin maju ini, jika kita tidak kreatif maka kita akan tergilas dan tertinggal dengan negara lain.Ekonomi kreatif tercipta karena masyarakatnya peduli akan kesejahteraan yang dipupuk mulai dari keluarga. Mari selalu berpikir positif dan menghindari " HOAX ", keterbatasan dan kekurangan bukanlah tolak ukur daripada kesuksesan kita, tetapi berpikir kreatif, usaha dan do'a adalah kunci kita menuju kesuksesan baik di dunia dan di akhirat nanti. Terimakasih atensinya untuk membaca tulisan yang sederhana ini.
Salam sukses untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Money Selengkapnya