Mohon tunggu...
Nodi Herhana
Nodi Herhana Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Teacher of Civic Education

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencintai Indonesia, Mencintai Founding Fathers

17 Agustus 2020   16:23 Diperbarui: 17 Agustus 2020   16:22 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 yang dibacakan oleh Soekarno menandakan berdirinya suatu negara yang bernama Indonesia.

75 tahun sudah kita menikmati indahnya kemerdekaan. Berdirinya suatu negara di dunia ini bukanlah tanpa sebab, butuh perjuangan panjang dan sangat berat. Indonesia membutuhkan waktu ratusan tahun dalam usahanya mencapai kemerdekaan. Mungkin sudah ratusan ribu atau bahkan jutaan nyawa yang gugur demi membela tanah air tercinta.

Munculnya pemuda-pemuda cerdas dan luar biasa pada akhir tahun 1800an dan awal tahun 1900an membuka harapan baru akan kemerdekaan Indonesia. Hingga pada saatnya usia telah matang ditahun 1940an merekalah yang kemudian kita sebut Founding Fathers.

Founding fathers merupakan orang-orang yang telah berjasa sangat besar dalam usahanya mendirikan negara Indonesia. Tanpa sumbangsih dan usaha luar biasa mereka kecil kemungkinan Indonesia bisa seperti sekarang ini.

Nah tahukah kalian siapa saja yang termasuk founding fathers itu? Jika dilihat dari peranannya dalam mempersiapkan kemerdekaan maka semua orang yang terlibat dalam BPUPKI dan PPKI masuk dalam kategori bapak pendiri bangsa atau founding fathers. Tentu saja wajib sebagai orang Indonesia, selain warga Indonesia tidak masuk dalam sebutan bapak pendiri bangsa.

Mungkin sebagian kita hanya mengetahui bapak bangsa itu seperti Soekarno, Hatta, Yamin, Soepomo saja, atau orang-orang yang sangat menonjol dalam rapat-rapat persiapan kemerdekaan. Namun ternyata lebih banyak dari itu. Para anggota BPUPKI dan PPKI otomatis mendapatkan sematan bapak pendiri bangsa.

Adapun Soekarno dan Hatta, karena mereka yang memproklamirkan kemerdekaan maka mereka berdua mendapat julukan lagi sebagai bapak proklamator Indonesia.

Apakah hanya dilingkaran itu saja yang mendapat sematan bapak pendiri bangsa? Ternyata ada diluar lingkaran BPUPKI dan PPKI yang pantas mendapatkan sematan founding fathers, dialah Tan Malaka. Tidak hanya sebagai bapak pendiri bangsa, Tan Malaka juga dikenal sebagai bapak Republik Indonesia.

Melalui bukunya Naar de Republiek Indonesia pada tahun 1925, dialah yang pertama kali mengenalkan frasa dan konsep Republik Indonesia. Melalui karyanya itulah para tokoh seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, dkk mendapat inspirasi untuk mewujudkan Indonesia merdeka.

Perjuangan Tan Malaka yang dinilai radikal dan tanpa kompromi membuatnya tidak sejalan dengan rekan-rekan perjuangannya seperti Soekarno, Hatta, dkk. Meski begitu dia berada diranah bawah banyak membuat perkumpulan yang sangat tegas menentang penjajahan Belanda maupun Jepang.

Walaupun berbeda pandangan dan cara berjuang, mereka saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Bahkan semasa pemerintahan Presiden Soekarno, Tan Malaka mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional. Namun setelah Soekarno lengser dari kursi Presiden, nama besar Tan Malaka mulai menghilang dari catatan sejarah bangsa Indonesia.

Soekarno pernah mengatakan "jangan sekali-kali melupakan sejarah" atau dikenal istilah JASMERAH. Sejarah itu sangat identik dengan pelaku sejarah, maka para founding fathers sangat layak untuk kita selalu mengingat, meneladani, dan meneruskan perjuangannya.

Dengan merebaknya badai pandemi covid-19 saat ini harus bisa dijadikan momentum bangsa Indonesia untuk bersatu padu mengalahkannya. Musuh yang tidak terlihat akan lebih sulit menghentikannya dari pada musuh yang jelas terlihat.

Mengingat founding fathers berarti juga merefleksikan betapa besar dan berat perjuangan mereka pada saat itu. Orang-orang jenius yang mempu membuat kerangka yang begitu kuat dan kokoh dalam bentuk mahakarya yang disebut Pancasila.

Sebagai generasi penerus, kita patut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mereka dengan cara meneladani dan meneruskan perjuangan yang sudah mereka buat kerangka dasarnya. Tidak hanya kerangka dasar, dalam Pancasila juga terkandung cita-cita dan pandangan hidup bangsa.

Ketika ada persoalan bangsa perlu melihat bagaimana sejarah telah banyak menyelesaikan persoalan yang berliku-liku, lihat bagaimana founding fathers bersikap, dan lihat bagaimana Pancasila memberikan pandangannya.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-75. Indonesia Jaya Selamanya...

Merdeka !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun