Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadan dan Upaya Menahan Kebencian

2 April 2022   16:01 Diperbarui: 2 April 2022   16:04 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Itu Indah - tribunnews.com

Ramadan telah tiba. Bulan yang paling banyak dinanti oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia. Ramadan tidak hanya menuntut umat muslim berpuasa, tapi juga dituntut untuk berlomba beribadah, saling berbagai dan berbagai aktifitas positif lainnya. Karena segala hal baik yang dilakukan di bulan Ramadan, akan mendapatkan pahala yang melimpah.

Ramadan juga mengajarkan kepada kita untuk menahan hawa nafsu. Termasuk salah satunya nafsu untuk saling membenci. Seperti kita tahu, ujaran kebencian di Indonesia begitu masif sekali berkembang di dunia maya. Semua orang bisa saling menebar kebencian hanya untuk urusan yang biasa. Bahkan, persahabatan antar teman, hubungan persaudaraan, bisa terancam hancur hanya karena perbedaan pilihan politik, perbedaan pendangan, atau perbedaan keyakinan.

Masifnya ujaran kebencian ini tak bisa dilepaskan dari maraknya propaganda radikalisme di dunia maya. Penyebaran bibit radikalisme yang dilakukan oleh kelompok radikal, terus terjadi dan menyesuaikan perkembangan zaman. Kini, mereka tidak lagi menyebarkan melalui selebaran, tapi mulai memanfaatkan media sosial, pesan berantai, website dan lain sebagainya. Sehingga hanya dapat dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri.

Ujaran kebencian ini merupakan bagian dari perilaku intoleran. Dan perilaku intoleran ini merupakan bagian dari radikalisme. Sementara akar dari terorisme berasal dari radikalisme itu sendiri. Jika bibit radikalisme terus menyebar dan masuk dalam pikiran setiap generasi penerus, tentu hal ini yang membahayakan. Banyak provokasi yang disebarkan generasi muda, yang bisa memicu terjadinya konflik di tengah masyarakat.

Bertepatan dengan bulan suci Ramadan ini, mari kita jadikan momentum untuk melakukan introspeksi. Provokasi dan ujaran kebencian terbukti memberikan dampak buruk bagi masyarakat. Antar sesama bisa saling bertikai, hanya karena informasi yang menyesatkan. Antar sesama bisa saling mencari kejelekan, hanya karena perbedaan pandangan. Ramadan menuntut untuk saling menghargai antar sesama. Ramadan menuntut untuk saling mengendalikan hawa nafsu.

Untuk itulah, hentikan segala bentuk penyebaran kebencian di dunia maya. Hilangkan segala bentuk bibit kebencian di dalam pikiran dan hati kita. Mari tanamkan berbuat kebaikan, berbuat saling menghargai, saling membantu antar sesama. Kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, yang pasti saling membutuhkan satu dengan lainnya. Untuk itulah, hidup berdampingan dalam keberagaman menjadi keniscayaan. Jangan pernah mempersoalkan kenapa kita saling berbeda. Pikirkanlah bagaimana agar keberagaman itu tetap berdampingan dalam harmoni.

Ramadan, sekali lagi mengajarkan kepada kita untuk menghilangkan bibit kebencian. Di bulan Ramadan, aktifitas sosial biasanya begitu masif. Hampir setiap hari orang beramal, beribadah, berbagai apa saja. Jika hal ini bisa dilakukan setiap hari di luar bulan Ramadan, tentu akan semakin indah negeri ini. Karena siapa saja bisa saling membantu dan berbagi tanpa mempertanyakan dan mempersoalkan latar belakang di belakangnya. Salam toleransi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun