Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Indonesia Mengajarkan Banyak Hal, Salah Satunya Toleransi

9 Agustus 2020   06:25 Diperbarui: 9 Agustus 2020   07:07 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh sebelum terbentuk negara bernama Indonesia, negeri ini sudah terdiri dari banyak suku, budaya, agama dan bahasa. Di zaman kerajaan misalnya, sudah banyak masyarakat yang memeluk keyakinan tertentu. Sudah ada yang memilih agama Hindu atau Budha. Bahkan ada juga yang masih memeluk aliran kepercayaan. 

Dalam perjalanannya, masuklah agama Islam ke tanah Jawa dan terus menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Masuknya Islam inilah yang bisa kita jadikan pembelajaran. Islam masuk tidak dengan paksaan dan masyarakat ketika itu juga menerima dengan terbuka.

Penyebaran Islam yang santun justru melahirkan akulturasi antara Islam dengan Hindu atau Budha. Akulturasi tersebut bisa kita lihat dalam peninggalan bangunan dan tradisi yang ada. Hingga saat ini agama-agama tersebut masih ada. Tidak ada yang menggusur atau digusur. Akulturasi tersebut terus berkembang dalam ucapan dan tindakan, atau yang disebut toleransi.

Dalam perkembangannya, Indonesia tumbuh menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar. Namun, hingga saat ini agama-agama yang lain juga masih ada. Masyarakat bisa hidup berdampingan dalam keberagaman. Ketika perumusan Pancasila, bentuk toleransi itu juga ditunjukkan para pendiri bangsa ini. Ketika itu sila pertama diusulkan mengadopsi piagam Jakarta, yang didasarkan pada syariat Islam. Karena pertimbangan Indonesia juga ada agama yang lain, kalimat sila pertama diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa agar lebih universal.

Apa yang telah ditunjukkan dalam sejarah masa lalu, bisa kita jadikan pembelajaran di masa kini. Ketika masih banyak orang yang mempermasalahkan perbedaan, diharapkan bisa introspeksi dan melihat sejarah kebelakang. Jangan lagi menebar provokasi dan kebencian, hanya karena perbedaan. Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Jauh sebelum Indonesia terbentu, Indonesia sudah beragam.

Keberagaman itulah yang bisa mengantarkan Indonesia menjadi negara besar hingga saat ini. Karena itulah, mari kita tetap jaga kebesaran Indonesia ini dengan tetap tidak meninggalkan sejarah. Karena mempelajari sejarah kita bisa mengetahui apa ang terjadi di zaman sebelumnya. Dengan memahami sejarah, maka kita bisa mengetahui kelemahan dan kekurangan di masa silam. Dan kesalahan yang terjadi di masa lalu, diharapkan tidak terjadi di masa sekarang.

Jika sejarah mengajarkan bahwa adu domba tidak baik dan berhasil memecah belah persatuan dan kesatuan, semestinya provokasi dan ujaran kebencian yang masih ada saat ini bisa berkurang. Penjajah telah mengadu domba masyarakat. Kini masyarakat kita sendiri yang menebar provokasi. Mari hentikan semua itu. Indonesia akan bisa menjadi negara besar, jika masyarakatnya bisa menghargai sejarah dan menghargai kemanusiaan. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun