Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Protokol Kesehatan dan Solidaritas Sosial di Era New Normal

30 Mei 2020   09:24 Diperbarui: 30 Mei 2020   09:28 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bulan Ramadan kemarin, banyak diantara kita mendorong untuk saling membantu di tengah pandemi. Banyak orang berlomba berbuat kebaikan, untuk mendapatkan keberkahan dari Tuhan YME. Di penghujung Ramadan, setiap muslim juga diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah untuk menyempurnakan ibadah puasanya. Ketika lebaran, banyak diantara masyarakat yang juga saling berbagi angpau, sebagai bentuk syukur atas rezeki yang selama ini telah didapatkan.

Setelah Ramadan dan lebaran, perilaku saling berbagi diharapkan tetap dilakukan, sebagai bentuk upaya untuk menjaga solidaritas antar sesama. Yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah dan sebagainya. Dalam kehidupan memang seharusnya demikian. 

Tidak boleh ada yang merasa benar, merasa paling kuat atau paling yang lain. Kita semua punya kedudukan yang sama. Karena itulah, saling meringankan beban di masa pandemi ini harus bisa dilakukan oleh semua pihak. Dari level bawah hingga atas. Dari masyarakat biasa hingga pemerintahan.

Penguatan solidaritas di masa pendemi ini perlu dilakukan, agar kita semua bisa menjalani kehidupan di tengah pandemi. Saling mengingatkan perlu dilakukan, agar kita semua bisa tahu bagaiamana menghadapai covid ini dengan baik. Jika penguatan solidaritas tidak dilakukan, dikhawatirkan kita akan kesulitan dalam menghadapi kehidupan 'new normal' nanti. Apa itu kehidupan 'new normal' ? Sebuah kondisi dimana kita harus mengedepankan protokol kesehatan dalam beraktifitas. Tetap mengenakan masker, physical distancing, cuci tangan dan menjaga imun tubuh.

Dengan mengedepankan protokol kesehatan, secara tidak langsung kita juga akan mencegah penularan virus, tapi tetap bisa beraktifitas. Dengan protokol kesehatan, kita bisa tetap beraktifitas, bisa tetap saling membantu dan meringankan antar sesama tanpa mengikis rasa kemanusiaan. Mari saling mengingatkan satu dengan yang lain, agar tetap terjaga. Dengan saling mengingatkan, diharapkan masyarakat bisa saling peduli akan kesehatan. Sehingga jumlah kasus positif bisa ditekan semaksimal mungkin.

Seperti kita tahu, per 30 Mei 2020, jumlah kasus positif corona di Indonesia sudah mencapai 25,216 kasus, meninggal 1,520, sembuh 6,492 dan dirawat 17,204. DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan kasus positif terbanyak, mencapai 7,128 kasus. Disusul Jawa Timur yang melonjak menjadi 4,414 kasus dan Jawa Barat sebanyak 2,211 kasus. Menjadi tugas kita bersama, untuk meredam jumlah kasus positif di berbagai daerah tersebut. Sekali lagi, mengedepankan protokol kesehatan menjadi kunci, agar penyebaran virus bisa lebih terkontrol.

Tidak hanya protokol kesehatan yang menjadi keniscayaan, memasuki 'the new normal' juga menjadi keniscayaan di masa pandemi ini. Semua negara terus mencari cara, untuk bisa hidup 'berdampingan' dengan virus ini sampai ditemukan vaksinnya. Covid-19 merupakan tantangan kita bersama, dan harus kita taklukkan agar kehidupan normal yang baru ini bisa dijalankan. Salam sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun