Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saatnya Diam di Rumah, Corona Menyelinap di Balik Aktivitas Kita

21 Maret 2020   21:11 Diperbarui: 21 Maret 2020   21:18 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus Corona - suara.com

Dulu, kita mengenal istilah getok tular. Ketika ada pencuri, cukup bunyikan kentongan di setiap gardu siskamling. Lalu, gardu terdekat akan ikut membunyikan, yang lain membunyikan, yang lain membunyikan. Sistem deteksi dini tersebut, sempat dianggap efektif untuk meminimalisir tindak kriminal di desa.

Dulu, kita juga mengenal istilah MLM. Sistem pemasaran ini sempat menjadi bahan pembicaraan, karena dianggap efektif, murah dan simple. Ketika itu, masyarakat tertarik membeli produk karena diyakinkan oleh orang terdekatnya. Dan orang terdekatnya diyakinkan oleh teman kantor, teman kantor diyakinkan oleh orang lain, orang lain, dan seterusnya.

Kini, pola yang hampir mirip, juga terjadi dalam penyebaran virus corona yang saat ini ramai menjadi perbincangan. Virus tersebut menyebar begitu cepat di Indonesia. Hingga 21 Maret 2019, setidaknya sudah mencapai 38 orang yang meninggal karena corona. Positif terinfeksi mencapai 450 orang dan sembuh 20 orang.

Pemerintah sendiri telah mengeluarkan himbauan untuk mengurangi aktifitas di rumah. Sekolah diliburkan, perkantoran mulai bekerja dari rumah. Namun himbauan ini nyatanya belum sepenuhnya efektif. Masih banyak masyarakat kita yang beraktifitas di luar rumah dan berkumpul bersama. 

Memang, berkumpul menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Silaturahmi antar sesama menjadi bagian sehari-hari. Pada titik inilah, diperlukan sebuah kedewasan berpikir. Mencegah jauh lebih baik. Disinilah saatnya memanfaatkan kemajuan teknologi, untuk memudahkan aktifitas kita.

Mari kita lihat pertumbuhan orang yang tertular di Indonesia yang begitu pesat. Pada 2 Maret 2020, hanya ada 2 orang yang dinyatakan positif corona. Per 21 Maret 2020, sudah ada 450 orang yang positif corona. Kenaikannya sangat signifikan.

Mari belajar dari apa yang terjadi di Italia. Jumlah yang positif sampai yang meninggal sudah melampaui dari China. Jika kita tidak menyadari tentang bahaya corona, dan terus tidak mengindahkan anjuran pemerintah untuk tidak keluar rumah, tidak menjaga kebersihan dan jarak, bisa jadi jumlah orang yang positif corona akan terus meningkat.

Ingat, himbauan tinggal di rumah bukanlah untuk merenggangkan tali silaturahmi. Bukan pula untuk merusak tatanan kehidupan sosial yang ada. Tinggal di rumah merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi potensi terpapar virus covid-19.

Saatnya, diam di rumah tapi tetap aktif meredam, aktif mengingatkan, dan aktif menjaga kebersihan dan kesehatan. Melalui teknologi, kita bisa bekerja dari rumah atau berinteraksi dari rumah.

Beribadah juga bisa dilakukan dari rumah untuk sementara waktu ini. Jika nanti penyebaran virus corona bisa dikendalikan, aktifitas di luar rumah tentu akan bisa dilakukan kembali. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun