Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Bersaudara, Belajarlah untuk Tidak Saling Membenci

17 Mei 2019   04:39 Diperbarui: 17 Mei 2019   04:42 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul diatas mungkin terkesan sederhana. Semua orang pasti tidak ingin saling membenci, dan tidak ingin dibenci oleh orang lain. Karena berada pada posisi membenci atau dibenci, pada dasarnya sangat tidak enak sama sekali. Namun jika kita melihat yang terjadi saat ini, sungguh sangat bertolak belakang. Banyak sekali orang yang menyebarkan pesan kebencian di dunia maya. Bahkan, beberapa diantara mereka justru mengajak orang lain untuk salin menebar kebencian.

Masifnya pesan kebencian ini tak bisa dilepaskan perhelatan pilpres 2019 ini. Jika dulu banyak orang menebar kebencian secara sembunyi-sembunyi. Kini, untuk menebar kebencian justru dilakukan secara terbuka. Tak heran jika beberapa diantara masyarakat ada yang ditetapkan sebagai tersangka, karena ketahuan menebar pesan kebencian di dunia maya. Bahkan, para tokoh pun secara terang-terangan menebar kebencian.

Dan belakangan yang terjadi adalah mengajak orang lain, untuk mendeligitimasi pemerintahan yang ada. Akibat hal ini, beberapa orang pun mulai ditetapkan sebagai tersangka dugaan makar.

Semuanya itu tidak akan terjadi, jika kita bisa menahan kebencian dalam diri. Ingat, Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum. Jika ada hal-hal yang sifatnya pelanggaran pidana, maka akan berhadapan dengan konsekwensi hukum. Hanya karena tidak terima dengan hasil yang didapat dalam pilpres, berbagai ancaman terus dimunculkan. Mulai dari ancaman tidak patuh pada hasil KPU, ancaman melakukan people power hingga ancaman untuk tidak melakukan membayar pajak. Tentu saja hal ini sangat miris.

Di bulan yang suci ini, mari kita mengendalikan diri dan emosi. Puasa tidak hanya menahan hawa nafsu dan lapar. Banyak contoh baik yang mengajarkan agar kita menghormati bulan suci ini.

Banyak pula anjuran, agar kita bisa mengendalikan ucapan dan perilaku kita selama bulan Ramadan. Apa tujuannya? Karena hal tersebut merupakan anjuran Tuhan kepada seluruh muslim yang melakukan ibadah puasa. Memelihara kebencian dalam diri, dan membiarkan menjadi ucapan dan perilaku, merupakan bukti tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Persoalan ada dugaan kecurangan dalam pemilu, harus disikapi secara arif, bukan harus disikapi dengan provokasi dan ajakan melakukan hal-hal yang tidak baik.

Ingat, kelompok teroris mulai bermunculan dalam beberapa waktu belakang ini. Memelihara bibit kebencian, sama halna mendekatkan diri dengan perilaku radikalisme dan terorisme. Mereka muncul ingin memanfaatkan hiruk pikuk politik. Ketika ada penggalangan massa secara besar-besaran, mereka kembali akan melakukan serangkaian aksi teror. Dan salah satu yang menjadi target adalah kepolisian yang melakukan penjagaan. Lalu, sadarkah diantara kita akan hal ini? Berawal dari kebencian terhadap seseorang, berkembang menjadi kebencian terhadap pemerintah dan negara.

Ketika hal ini terjadi, maka kelompok radikal muncul dengan berbagai provokasinya. Dan jika kita tidak waspada, tidak hanya bibit radikal yang menyebar di tingkat masyarakat, ancaman gangguan keamanan pun juga akan semakin tinggi.

Berawal dari kebencian, dampak yang harus kita rasakan bisa mengerikan. Bibit kebencian bisa merusak persatuan dan kesatuan yang selama ini sudah susah payah dibangun oleh para pendahulu. Indonesia yang kaya akan sumber alam dan manusia ini, perlu generasi yang cerdas, toleran dan bertanggung jawab. Indonesia tidak butuh generasi penebar kebencian. Karena kebencian jelas tidak ada gunanya. Ajaran agama apapun yang ada di bumi ini, tidak pernah ada satupun yang menganjurkan untuk memelihara kebencian. Karena itu tinggalkanlah kebencian, dan rawatlah kebhinekaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun