Mendekati hari pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan legislatif, situasi politik nasional kian memanas. Provokasi demi provokasi terus bermunculan. Tidak hanya bersifat kebencian, tapi juga bersifat kebohongan.Â
Entah apa yang ada dibenak para oknum masyarakat yang ingin menang dengan cara yang tidak elegan ini. Cara-cara semacam ini jelas sangat menguntungkan pihak tertentu, tapi merugikan seluruh masyarakat Indonesia.
Indonesia sejatinya adalah negara besar, yang mempunyai kekayaan alam begitu besar. Selain itu juga mempunyai keanekaragaman budaya yang tidak dimiliki negara lain. Indonesia juga merupakan negara yang mempunyai penduduk usia produktif yang sangat banyak sekali.Â
Bahkan, di level Asia, Indonesia adalah yang terbesar untuk penduduk usia produktif. Mereka itulah yang banyak disebut generasi milenial. Jumlanya sangat fantastis.Â
Untuk usia 20-34 tahun, diperkirakan mencapai 90 juta orang. Suara mereka itu pula yang diperebutkan para elit politik, untuk bisa memenangkan pilpres tahun ini.
Tidak hanya diperebutkan suaranya, generasi milenial juga banyak menjadi target kelompok radikal, untuk terus menyebarkan provokasi tentang radikalisme dan intoleransi. Bibit intoleransi sengaja disebarkan, agar generasi penerus bangsa ini menjadi generasi yang galau dan tidak bisa menentukan arahnya.Â
Dalam kondisi galau itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan intoleran, untuk masuk dan menjadi anggota mereka. Dan terbukti, para pelaku tindakan radikal dan intoleran, bahkan aksi terorisme saat ini banyak didominasi anak-anak muda.
Padahal, generasi milenial inilah yang menjadi bagian generus bangsa ini. Jika generasi penerusnya menjadi generasi pembenci, generasi pemarah, dan generasi yang merasa paling benar tentu negara yang besar ini akan sangat rugi. Generasi milenial harus menjadi generasi penyebar perdamaian.Â
Nilai-nilai kearifan lokal yang diserap dalam Pancasila, harus diimplementasikan dalam setiap perkataan dan perbuatan. Generasi zaman now harus mampu menjadi generasi perekat terhadap generasi sebelumnya, yang mungkin sudah terberai karena kebencian.
Ingat, Indonesia negara besar, yang membutuhkan dukungan penuh dari semua penduduknya. Indonesia juga mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, lebih dari 250 juta penduduk. Karena itulah, generasi zaman now harus mampu menjadi generasi perekat, yang terus mempropagandakan pentingnya menjaga solidaritas dan persatuan.Â
Tanpa persatuan dan kesatuan, mustahil negeri bisa berkembang seperti sekarang ini. Anak muda adalah generasi penerus sekaligus agen perubahan menuju ke arah yang lebih baik.
Hilangkan kebiasaan menebar berita hoaks tanpa melakukan cek ricek terlebih dulu. Generasi zaman now harus membekali diri dengan literasi yang tinggi, agar tidak mudah terprovokasi dengan pesan kebencian dan kebohongan. Sadarkanlah teman, tetangga, atau saudara kita yang mungkin masih 'tersesat' agar kembali ke jalan yang benar.Â
Rasakan indahnya berbagi dan terus bergandengan tangan, agar negara yang kaya dan besar ini, tidak hancur hanya karena perilaku dan perkataan penduduknya yang terus saling membenci dan mencaci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H