[caption id="attachment_116462" align="aligncenter" width="640" caption="Iwan Fals & Presiden SBY.(presidenri.go.id)"][/caption]
Mungkin, kita tidak akan lagi mendengar Iwan Fals, menyuarakan ketimpangan sosial dan politik dalam lagu-lagunya , tetapi ini bukan berarti penyanyi legendaris itu sudah tidak peka lagi dengan segala carut marut yang terjadi. Iwan Fals tetaplah sosok yang sangat teguh, menyuarakan apapun yang di dengar, di lihat dan di rasakannya. Ketika rezim orde baru masih berkuasa, ia berjuang dengan caranya, lewat lagu dan lirik-lirik yang " tajam " penguasa sering dibuatnya kebakaran jenggot. Waktu itu tak ada satupun penyimpangan kekuasaan yang luput dari kritiknya. Korupsi, kolusi, nepotisme adalahfenomena yang sering melahirkan inspirasi baginya. Dominasi militer, kaum tertindas, dan kemiskinan juga menjadi tema-tema sentral untuk terus disuarakan. Pada sisi ini, Iwan Fals telah menunjukan keberaniannya untuk mengatakan kebenaran di saat banyak orang tiaraf dan hanya bisa mengelus dada. Setelah rezim berganti, Iwan Fals tetap tak mau diam, krtik-kritik untuk penguasa tetaplah mengalir manis dari suara dan petikan gitarnya. Entah bosan dengan situasi sosial politik yang tetap tak mengalami perbaikan, Iwan Fals kini lebih memfokuskan lagu-lagu yang bertema lingkungan hidup sebagai media perjuangannya. sejak beberapa tahun belakangan ini, Iwan Fals memang terlihat sangat religius dan fokus terhadap kerusakan lingkungan. Ia kini, tak memerlukan lagi stadion - stadion yang besar untuk mengadakan pertunjukan musiknya, cukup dari satu pesantren ke pesantren ia bernyanyi di selingi tausyiah dan di akhiri dengan penanaman pohon.
[caption id="attachment_113900" align="aligncenter" width="400" caption="Pohon di Konser Iwan Fals (http://3.bp.blogspot.com)"][/caption] Kampanye "Indonesia Menanam" bahkan telah Iwan suarakan sejak tahun 2006. Dia begitu prihatin dengan kerusakan lingkungan terutama hutan, tak henti dia mengajak untuk kembali melakukan penghijuan seperti dalam lagu " Tanam Siram Tanam" berikut ini :
Tanam tanam tanam kita menanam Tanam pohon kehidupan Kita tanam masa depan
Tanam tanam tanam kita menanam Jangan lupa disiram Yang sudah kita tanam
Siram siram siram yo kita siram Apa yang kita tanam Ya mesti kita siram
Bukti kecintaan Iwan Fals terhadap lingkungan hidup, jelas tergambar dalam album terakhirnya yang berititel " Keseimbangan". Album yang diluncurkan secara "indie label" ini hampir semua lagunya berceritra tentang ajakan untuk menyelamatkan lingkungan. Dengan menggandeng para tokoh nasional sebagai penulis lirik lagu-lagunya. Iwan Fals terus mengingatkan kita betapa kerusakan lingkungan sudah semakin parah dan bencana akan datang mengintai setiap saat. Dengarkanlah lagu "Hutanku" yang liriknya ditulis mantan Menteri Kehutanan MS. Kaban, isinya jelas menggambarkan, bencana datang karena hutan-hutan terus ditebang:
Hutan ditebang kering kerontang Hutan ditebang banjir datang Hutan ditebang penyakit meradang Hutan-hutanku hilang anak negeri bernasib malang Hutan-hutanku hilang bangsa ini tenggelam
Adakah engkau tahu ini adalah hukuman Adakah engkau tahu ini adalah peringatan Adakah engkau tahu ini adalah ancaman Adakah engkau tahu ini adalah ujian Tuhan
Bagi Iwan Fals, kelestarian lingkungan adalah solusi agar kita terus bisa membangun.Sebagai bangsa yang besar dengan hutan sebagai aset tak terhingga bahkan untuk paru-paru dunia kita jelas telah salah memperlakukannya. Iwan Fals dengan tegas menyatakan pohon untuk kehidupan, berteman dengan pohon menjadikan kehidupan tidak akan berhenti. Sebagai bangsa yang mencintai generasi penerusnya, sudah seharusnya kita mewariskan kelestarian lingkungan untuk mereka. Dalam albumnya yang terakhir Iwan Fals mengajak kita untuk terus menyatukan perbedaan karena hidup kita hanyalah sementara:
Kita satu daratan, kita satu lautan, kita satu udara Kita satu kebutuhan Utara, selatan, timur dan barat adalah arah Kenapa bumi harus dipecah? Kenapa langit dibelah-belah? Harus ada yang menyatukan, harus ada kesadaran tuk bersatu Hidup ini sementara, kenapa mesti saling menyakiti