Mohon tunggu...
dapot
dapot Mohon Tunggu... Editor - Pelajar

gamer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan! Apakah Kita Mempercayainya?

15 November 2023   20:07 Diperbarui: 15 November 2023   20:10 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diambil dari islami.co

Halo semuanya, disini saya akan membahas tentang topik yang menurut saya sudah menjadi permasalahan cukup serius, tetapi banyak sekali yang menghiraukannya. Nah pertama-tama mari kita bersama-sama mengingat sila pertama pancasila! Sila pertama Pancasila bebunyi tentang " Ketuhanan yang maha esa", yang artiya sila pertama Pacasila mengajak atau menyuruh kita untuk mempercayai Tuhan atau memiliki sebuah keyakinan atau agama. Namun apakah kita sudah menerapkan atau apakah kita sudah mempercayai keberadaanya?.

Untuk menjawab semua pertanyaan diatas, saya akan mengajak kalian sedikit berpikir dan saya mengajak kalian untuk melihat keadaan sekitar kalian.

"Saya pernah baca ini di sebuah berita. Berdasarkan survei internasional. Ini yang survei bukan orang Indonesia, tapi orang internasional. Yang saya baca 96 persen masyarakat Indonesia percaya terhadap Tuhan. Dan angka ini adalah tertinggi di dunia. Alhamdulillah tertinggi di dunia," kata Jokowi dalam sambutannya di acara zikir dan doa bersama menjelang HUT ke-78 RI, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Dari perkatan bapak presiden Joko Widodo diatas kita, dapat kita simpulkan bahwa negara kita adalah negara dengan penganut agama atau masyarakat paling percaya kepada tuhan didunia. Wow bukankah itu merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagi kita! Namun apakah kita telat benar benar mempercayai tuhan? atau angka tersebut hanya menjadi status kita saja di Ktp?

Dari sebuah artikel yang saya baca, menunjukan bahwa jumlah anak muda muslim yang sering membaca al- Qur' an tidak lebih dari 10% dan yang menjalankan kewajibannya yaitu sholat 5 waktu kurang dari 30% . Dari data ini bisa kita simpulkan bahwa lebih dari setengah umat islam diindonesia tidak menjalankan kewajibannya. Bahkan dari beberapa artikel lainya saya pernah membaca bahwa bukan hanya pemuda islam saja yang jarang menjalankan kewajibanya, tetapi juga pemuda dari agama lainya juga seperti pemuda Kristen yang jarang pergi ke gereja. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Untuk menjawab pertanyaan diatas saya memiliki beberapa jawaban yang mungkin dapat menjawab 

Mengutaman pemikiran rasional

Orang yang berpikir rasional dan menggunakan logika cenderung menilai kepercayaan berdasarkan bukti empiris dan argumen logis. Konsep Tuhan seringkali bersifat metafisik dan sulit diuji secara empiris, sehingga orang dengan pendekatan rasional mungkin cenderung mencari bukti yang lebih konkret sebelum mempercayai sesuatu. Biasanya kita sering kali tidak percaya Tuhan karena kita belum pernah melihatnya atau kita merasa dapat melakukan segala hal tanpa bantuan tuhan.

Lahir di lingkungan yang tidak percaya Tuhan

 Orang yang tumbuh di lingkungan yang tidak mengapresiasi kepercayaan pada Tuhan mungkin cenderung ikut tidak percaya karena dipengaruhi oleh pandangan dan nilai-nilai di sekitarnya. Selain itu, pendidikan dan pengalaman hidup juga memainkan peran dalam membentuk pandangan seseorang terhadap keberadaan Tuhan. Secara keseluruhan, faktor-faktor sosial, budaya, dan pribadi bekerja bersama untuk membentuk keyakinan atau ketidakpercayaan terhadap Tuhan. Biasanya mereka yang lahir di lingkungan tanpa mengenal tuhan, mereka enggan mengakui akan keberadaan tuhan dan mereka lebih mempercayai diri mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun