Mohon tunggu...
Herdianti Indah Puspita
Herdianti Indah Puspita Mohon Tunggu... Konsultan - Be Intellectual Enlightenment

Pemerhati Tata Guna Lahan dan Perubahan Iklim

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Adaptasi Ketenagakerjaan di Era New Normal

26 April 2022   10:13 Diperbarui: 26 April 2022   23:46 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak krisis yang dialami sektor ketenagakerjaan dapat terlihat jelas dari penurunan rasio penduduk bekerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Berdasarkan data dari BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di akhir tahun 2020 mencapai 9,77 juta orang. 

Pada awal tahun 2021 BPS mencatat terjadinya penurunan angka pengangguran terbuka  menjadi 8,75 juta orang. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya perbaikan walaupun belum sepenuhnya pulih. 

Pembangunan dan peningkatan kualitas kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) diupayakan melalui reformasi bidang pendidikan agar dapat semakin menjangkau seluruh lapisan masyarakat. 

Di dunia pendidikan, reformasi pendidikan dan kampus merdeka merupakan sinkronisasi bagi demand dan supply antara pendidikan dan pasar keternagakerjaan . Pelatihan vokasi mulai digenjot agar sektor pendidikan menghasilkan SDM yang siap memasuki pasar tenaga kerja di era industri 4.0 seperti saat ini.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak selanjutnya adalah angka ketimpangan yang semakin melebar sebab jumlah masyarakat yang sulit mencari kerja meningkat ditambah jumlah pekerja yang dirumahkan. 

Namun demikian, yang paling bertahan di tengah krisis adalah orang-orang kelas atas. Mereka terbiasa work from home, kemampuan tanggung biaya kesehatan lebih besar, dan masih bisa lakukan saving di bank.

Kalau situasi ini dibiarkan maka dikhawatirkan akan terjadi social unrest atau konflik sosial yang bersifat horizontal. Turunnya aktivitas ekonomi akibat pandemi covid-19 juga membuat perusahaan-perusahaan terpaksa merumahkan pegawainya karena tidak memiliki cukup pendapatan untuk membayar upah mereka serta alasan keamanan. 

Oleh karenanya, ini menjadi 'new normal' bagi pasar tenaga kerja saat ini, yang artinya dibutuhkan skill set baru serta upaya adaptasi untuk mencari sumber penghasilan baru. 

Menyadari bahwa kondisi disrupsi teknologi yang menggiring kehidupan manusia memasuki era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity ) maka sudah selayaknya Pemerintah Indonesia tidak berleha leha dan harus mengakselerasi pemenuhan kebutuhan teknologi komunikasi digital hingga kepelosok pelosok.

Sehingga perkembangan teknologi ini tidak hanya menjadi santapan baru bagi para kaum urban namun juga rural sehingga adaptasi ketenagakerjaan di era new normal dapat di respon secara cepat oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya angkatan tenaga muda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun