Mohon tunggu...
Herdian Pambudi
Herdian Pambudi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

haloo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Adaptif dan Solutif di tengah Pandemi

13 November 2020   13:42 Diperbarui: 15 November 2020   10:15 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang cepat tanggap dalam menghadapi situasi pandemi. Pendidikan diwajibkan lebih inovatif dari hari ke hari dalam situasi pandemi. Di semua institusi, beragam cara baru mengajar dan belajar. Beberapa sekolah mungkin tidak dapat melakukan pembelajaran seperti sekolah lain untuk pembelajaran online. Pemahaman dan adaptasi terhadap perangkat elektronik sangat diperlukan untuk pembelajaran online di seluruh daerah. Menanggapi hal ini pula, banyak penyedia platform pembelajaran mencoba menawarkan layanan dan akses yang terbaik guna pada akhirnya digunakan secara luas.

Upaya penurunan kasus Covid-19 di Indonesia pun terus dilakukan. Covid-19  telah memengaruhi terutama sistem pendidikan seperti pembelajaran dan pedagoginya. Itu dapat disangkal sebagai sistem yang gagal tetapi lebih merupakan sistem yang tumbuh dan berkembang. Mau tidak mau sekolah dan sistem pendidikan terus dibuat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi. Salah satu solusi awal yang ditawarkan adalah dengan keberadaan sistem pembelajaran online. Yang disayangkan, tidak semua pelajar dapat menerima sistem ini lebih baik dari yang sebelumnya. Para pelajar juga mempelajari banyak teori dan pembelajaran sekolah melalui cara lain yakni les privat atau menggunakan penyedia platform pembelajaran online seperti youtube, ruangguru, zenius, quipper, rumah belajar, dan lainnya.

Bagi para pendidik dan pengajar, keadaan yang dibuat online juga merupakan bentuk penyesuaian dalam menciptakan sistem baru yang lebih adaptif dalam proses mengajar. Artinya, baik guru maupun pelajar terus berusaha beradaptasi dengan siatuasi Covid-19. Beberapa pelajar tanpa perangkat yang memadai dan akses internet mengalami kesulitan untuk berpartisipasi dalam pembelajaran online. Hingga saat ini, pemerintah dengan banyak institusi berusaha terus bekerja untuk memastikan semua pelajar memiliki akses belajar. Namun dengan berbagai hal yang ada, muncul sebuah pertanyaan yang patut untuk ditanyakan "Apa dampak yang akan terjadi dengan semua sistem yang ada dan hadir sekarang ini?"

Mungkin mengecewakan sebagian orang karena akan ada beberapa dampak yang terjadi, mulai dari kurangnya waktu untuk melakukan hubungan sosial secara langsung satu sama lain ataupun dampak dalam kualitas belajar yang mungkin saja akan berubah jika ditinjau dari berbagai aspek. Beberapa hal baik yang bisa didapatkan dengan adanya waktu luang untuk melakukan apa yang disukai seperti hobi atau yang berhubungan dengan passion. Pembelajaran online juga secara langsung berdampak pada ekonomi dengan penambahan biaya dalam mencukupi kebutuhan paket data sebagai syarat untuk mengikuti kelas online atau memenuhi kebutuhan akses internet. Lingkungan juga menjadi faktor yang dapat memengaruhi situasi belajar baik ke dalam diri maupun ke luar. Artinya, sebagai pelajar ada dua hal yang menjadi perhatian penting; belajar harus melihat kondisi diri yang memang siap mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh para pengajar dan perlu memerhatikan lingkungan belajar yang nyaman serta layak untuk menjadi tempat belajar. Pelajar yang mampu beradaptasi akan mampu mengikuti pembelajaran dengan lebih baik dibandingkan mereka yang tidak mampu. Namun yang perlu disadari pula bahwa tidak semua pelajar berasal dari keluarga kelas menengah ke atas yang bisa mendapatkan akses dan perangkat internet. Bahkan di area tertentu, tidak ada jaringan atau keduanya.

Belajar dari rumah membuat slogan "Merdeka Belajar" lebih nyata terasa. Tidak dapat disangkal bahwa keefektifan pembelajaran di rumah dilakukan secara mandiri tanpa adanya pengawasan. Dari fenomena yang terjadi, intensitas minat belajar siswa bisa terpengaruhi, bahkan sebagian besar justru menimbulkan efek bosan dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk pembaruan dalam belajar online yakni dengan adanya keterbukaan sekolah dalam memberikan masukan dan praktik keterampilan dalam berbagai fasilitas e-learning. Konsolidasi dalam hal fasilitas e-learning dan keterampilan guru merupakan salah satu standar penting dalam sekolah online.

Proses transformasi dari sistem sekolah konvensional ke online menuntut guru, siswa, karyawan, dan semua komponen pembelajaran lainnya untuk beradaptasi dan peka teknologi sesegera mungkin. Perubahan yang terjadi membuat dunia pendidikan di Indonesia harus lebih jeli mengevaluasi kembali sistem melalui berbagai pengalaman yang telah dialami. Pengalaman yang ada itu akan mengarahkan pada pertumbuhan dan pencapaian ilmu yang diperoleh para pelajarnya. Oleh karena itu, evaluasi pendidikan akan mencapai titik baru, di mana ditemukan bahwa: di dalam yang baik selalu ada yang buruk, dan di dalam yang buruk selalu ada yang baik.

Sumber: https://usd.ac.id/mahasiswa/bem/f1l3/15%20Esai%20Terbaik.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun