"Tiga Hari Untuk Selamanya", ada dua hal yang langsung identik dengan kalimat barusan. Film dan musik, apalagi bagi para pendengar setia band folk dari ibu kota, Float.
Judul macam "Sementara", "Pulang", "Tiap Senja", dan lainnya sudah pasti tidak asing bagi para pendengar Float, ataupun penggemar musik indie-folk di Indonesia.
3 Hari Untuk Selamanya merupakan album original soundtrack film garapan Mira Lesmana dan Riri Riza pada medio 2007 dengan judul yang sama.
Filmnya sendiri bercerita mengenai perjalanan Ambar dan Yusuf, dua saudara sepupu yang menyusul keluarga besarnya di Jogja untuk melaksanakan resepsi pernikahan kakak Ambar. Keduanya mengalami berbagai peristiwa yang berujung dengan beberapa pelajaran bagi hidup masing-masing, dalam perjalanan yang harusnya singkat dan malah menjadi panjang.
![(domata.kameronmf.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/03/rififiidflme-threedaystoforever2007dvdripxvidneko-avi-001869520-5b8cd17b677ffb5c0c3b4f19.jpg?t=o&v=770)
Ibaratnya trademark, Float benar-benar membuat 3 Hari Untuk Selamanya sangat lekat dengan perjalanan band-nya. Bukan hanya berhasil membuat album ini menjadi gebrakan besar mereka dalam kancah musik nasional, mereka juga berhasil meraih penghargaan Abhinaya Trophy untuk Soundtrack Terbaik di ajang Jakarta Film Festival dan Best Theme Song di ajang MTV Indonesia Movie Award atas kesuksesan albumnya.
Bahkan bisa dibilang apabila kita menyebutkan Float dalam sebuah percakapan, mungkin lawan bicaranya akan bicara "Oh yang ngisi OST film 3 Hari Untuk Selamanya itu ya?"
Keseluruhan album soundtrack ini memang hanya diisi oleh Float sendiri, total ada sebelas lagu hasil garapan mereka sendiri mengisi latar musik adegan-adegan dalam film 3 Hari Untuk Selamanya. Yang musik dan liriknya pun merupakan original dari Float sendiri.
![feelinthestory.blogspot.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/03/float-5b8cd1646ddcae4dd94a0748.jpg?t=o&v=770)
Spesialnya album ini adalah eksperimen yang dilakukan Meng dkk pada setiap lagu di dalamnya, sesuai dengan filmnya yang beraroma road movie, Float berhasil menjadikan semua lagu dalam album ini benar-benar road-able sekali, maksudnya sangat cocok untuk dibawa menemani perjalanan.Â
Mulai dari ragam musiknya hingga beberapa lagu yang liriknya bertemakan perjalanan, pelajaran di dalamnya, hingga kepulangannya sangat mendukung untuk masuk playlist apabila sedang berpergian.
Float juga bermain-main dengan warna musik yang beragam dalam album ini dari yang temponya slow hingga dengan beat yang cepat. Ada permainan gitar akustik yang kental di lagu "Pulang", "Surrender", "Sementara", dan beberapa lainnya. Lalu sedikit unsur reggae-ska macam di pantai pada judul "Too Much This Way". Ataupun unsur rock-n-roll yang kental pada "I'll Have Your Bands Name On The Wall".
Seperti pada lagu "Pulang" sebagai salah satu lagu paling easy listening di album ini, menceritakan kegelisahan Meng terhadap waktu dan rumah, saat seseorang pergi lalu pulang semua akan berbeda, dan ingin mengembalikan waktu-waktu yang sudah dilewatkan begitu saja.
Dibalut dengan petikan musik yang minimalis lewat petikan gitar akustik yang sangat teduh sekali, ditambah suara Meng yang hangat bercerita dalam lagunya. "Pulang" seakan menjadi soundtrack wajib bagi para perantau yang sedang kangen-kangennya rumah dan kampung halaman, ataupun yang sedang berada dalam perjalanan menuju atau meninggalkan rumah.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, 3Â Hari Untuk Selamanya identik dengan dua hal, film dan musik. Bagi yang mendengar musiknya sudah pasti akan penasaran dengan filmnya, bagi yang menonton filmnya terlebih dahulu dijamin akan terngiang-ngiang lagu Float sebagai pengiringnya. Jadi lebih baik tonton filmnya, dengar albumnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI