Roekmana's Repertoire, masterpiece dari trio Tigapagi sudah tidak asing lagi di telinga para pendengar musik folk. Album yang berkisah bagai film ini memiliki 14 nomer lagu yang bercerita tanpa jeda sedikitpun selama 65 menit.
Mengambil latar tanah pasundan tahun 65 dengan perpaduan musik pentatonis dengan eropa klasik berhasil membawa pendengarnya ke dalam sebuah beranda, bernostalgia sambil duduk bersama Roekmana, dan mendengarnya berkisah dari A-Z.
Dari 14 trek yang dimainkan bersambung-sambung dari lagu ke lagu, ada satu trek yang cukup dalam maknanya bagi penulis, yaitu "Birthday". Meskipun judulnya terlihat ramah, lagu ini memiliki sebuah pesan yang dalam.
Dengan tempo musik yang cenderung konstan, lambat dan tenang, diiringi petikan pentatonis gitar yang menjeritkan kehampaan. Menemani gurihnya suara Sigit Pramudita si vokalis yang mengisahkan lirik dengan penuh ketegaran.
"Happy Birthday, and Happy Anniversary to you
Dont be to happy cause you will see your face of death."
Penggalan lirik tersebut seperti mencubit para pendengarnya, bahwasanya hari ulang tahun bukan hanya untuk dirayakan dengan senang-senang dan penuh kegembiraan.
Alih-alih bahagia, Tigapagi melukiskan ulang tahun sebagai jarak yang semakin dekat dengan kematian.
"Birthday" mengisahkan bahwa waktu tanpa jeda akan terus berjalan. Hari ulang tahun memang sebuah harapan, juga pengingat bahwa semua memiliki akhiran.
Merenungi yang sudah terjadi dan mengatur langkah ke depan sudah seharusnya juga dilakukan saat ulang tahun, agar bisa terus memperbaiki diri untuk mempersiapkan kematian nanti.
Simak "Birthday" dari Tigapagi dalam album Roekmana's Repertoire.
