Mohon tunggu...
Herdi Hendrawan
Herdi Hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Hidayah bisa datang melalui pintu rasa takut.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Strategi Penanganan Siswa Menggemaskan

16 Oktober 2023   19:17 Diperbarui: 16 Oktober 2023   19:22 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman beberapa puluh tahun mengajar di sekolah punya cukup banyak cerita khususnya pada tingkat menengah atas. Terutama cerita seputar siswa yang menggemaskan (bermasalah dengan tata tertib sekolah). Mendapati siswa yang menggemaskan  memicu saya untuk bersikap lebih sabar lagi, lebih bijaksana lagi dalam mengambil tindakan agar tidak mencemarkan nama baik mereka. Tindakan menskorsing apalagi mengeluarkannya dari sekolah sama sekali bukan tindakan yang diharapkan. Bukankah tugas kita di sekolah adalah untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang sesuai harapan keluarganya.

Siswa yang menggemaskan merupakan tantangan umum yang dihadapi oleh guru dan sekolah dimanapun berada. Walaupun perilaku menggemaskan bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, penanganannya adalah bagian penting dalam memastikan lingkungan belajar yang kondusif dan produktif. Menyikapi hal tersebut, ada beberapa strategi yang kerap digunakan untuk mencoba mengatasi perilaku menggemaskan siswa serta membantu mereka mengembangkan perilaku yang lebih positif.

Pemahaman Terhadap penyebab Perilaku Menggemaskan

Langkah pertama dalam menangani siswa yang menggemaskan ialah dengan berusaha memahami akar penyebab perilaku tersebut. Bisa jadi, perilaku menggemaskan adalah cara siswa dalam mengatasi persoalan pribadi, emosional, atau sosial. Beberapa penyebab umum perilaku 'nakal' diantaranya masalah keluarga, tekanan teman sebaya pada lingkungan bergaulnya, kurangnya dukungan sosial, atau kesulitan dalam belajar. Dengan memahami akar penyebab perilaku ini, guru dan staf sekolah bisa menentukan strategi yang lebih efektif.

Membangun Hubungan Emosional Positif

Membangun hubungan yang positif antara guru dan siswa dirasa cukup penting dalam menangani perilaku menggemaskan tersebut. Siswa yang merasa diperhatikan, dihargai, serta didukung oleh guru mereka lebih mungkin untuk merespons dengan baik terhadap upaya perbaikan. Guru dapat menciptakan hubungan yang positif dengan menyisihkan waktu untuk mendengarkan siswa, memberikan umpan balik yang sifatnya membangun, dan menunjukan empati terhadap masalah mereka.

Menerapkan Disiplin yang Adil dan Konsisten

Penerapan disiplin yang adil dan konsisten merupakan langkah penting dalam menangani siswa yang melanggar aturan. Siswa harus tahu bahwa aturan dan sangsi akan ditegakkan secara konsisten tanpa pandang bulu. Akan tetapi terkait sangsi dari melanggar aturan dipastikan pemberlakuannya sesuai pelanggaran yang dilakukan dengan tetap berpegang pada prinsip keadilan. Perubahan positif yang terjadi akan dikawal secara berkesinambungan untuk memastikan mereka tidak mengulangi lagi.

Menggunakan Pendekatan Edukatif

Selain sangsi, pendekatan yang sifatnya mendidik juga cukup efektif dalam menangani perilaku menggemaskan. Guru bisa bekerjasama dengan siswa guna membantu mereka memahami dampak dari tindakan mereka serta mengembangkan keterampilan sosial yang lebih baik. Hal ini bisa meliputi pembelajaran keterampilan pemecahan masalah, manajemen emosi, dan komunikasi yang efektif.

Berkolaborasi dengan Wali Murid

Kolaborasi antara pihak sekolah dengan oran tua juga termasuk bagian penting dalam hal penanganan siswa yang 'menggemaskan'. Orang tua besar peranannya dalam membantu siswa mengatasi masalah perilaku di rumah. Guru dapat berkomunikasi secara terprogram dengan orang tua untuk mendiskusikan cara tepat yang bisa diterapkan baik di rumah maupun di sekolah.

Menyediakan Dukungan Tambahan

Beberapa siswa mungkin memerlukan dukungan tambahan dalam menangani perilaku di luar batas mereka. Ini dapat berupa layanan konseling, mentoring, program pembelajaran khusus, atau dukungan dari expert. Mempasilitasi siswa tersebut dengan sumber daya yang memadai dapat membantu siswa mengatasi masalah yang menjadi dasar perilaku 'menggemaskan' mereka.

Memonitor Perkembangan dan Evaluasi Strategi

Langkah selanjutnya, penting untuk secara berkesinambungan memantau perkembangan siswa dan mengevaluasi keefektifan strategi yang sudah digunakan. Apabila strategi tertentu masih gagal, maka perlu adanya fleksibilitas untuk mencoba strategi lain. Sudah tentu tidak semua siswa akan merespons dengan cepat, dibutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk bisa berhasil sebagaimana yang diharapkan.

Perihal tindakan menangani siswa yang memerlukan dukungan khusus, tidak ada solusi instan yang akan berhasil bagi setiap kasus. Setiap siswa merupakan individu yang unik dengan tantangan serta kebutuhan mereka sendiri. Oleh karenya, pendekatan yang komprehensif dan fleksibel dibutuhkan guna membantu mereka mengatasi perilaku 'menggemaskan' dan tumbuh berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan kolaborasi antara guru, sekolah, orang tua, masyarakat dan siswa sendiri, banyak siswa yang dapat mengatasi perilaku melanggar aturan mereka dan meraih kesuksesan dalam pendidikan mereka. Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun