Mohon tunggu...
Herdi Hendrawan
Herdi Hendrawan Mohon Tunggu... GM Elhady Group International -

Dimana langit dipijak disana langit dijunjung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Tinggal Kolong Jembatan Khandara

26 Maret 2011   13:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:25 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penomena Kolong Jembatan Khandara Jeddah hampir dipastikan dikenal oleh semua TKI di Arab Saudi. Ratusan tenaga kerja asing bermasalah atau yang sengaja membuat masalah berkumpul sambil menunggu proses kepulangan gratis ke tanah air masing-masing layaknya boarding pass di Bandara. Berbagai cerita miring dan memalukan sering kali terdengar mencuat dari sana, mulai dari perkelahian, pelacuran, penipuan bahkan pembunuhan.

Setiap kali saya melewati jembatan tersebut dan menyaksikan bagaimana teman-teman sebangsa tinggal disana dengan berbagai tingkah polahnya, terbersit rasa malu ketika pada waktu yang sama orang-orang disekitar menatap saya dengan raut yang mudah ditebak. Memalukan!

Sebagai sesama TKI di Arab Saudi, saya sangat menyesalkan kenapa teman-teman yang bermasalah lebih memilih kolong jembatan Khandara daripada lapor diri ke KJRI/KBRI. Bukankah adanya KJRI/KBRI dibuka sebagai Perwakilan pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi WNI di negara setempat. Jangankan yang kasusnya hanya soal tidak memiliki dokumen, yang tersangka melakukan tindak kriminal pun Perwakilan mau membantu menyelesaikannya.

Terlepas dari para oknum yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan berbagai pemalsuan dokumen atau pura-pura bermasalah agar bisa pulang dengan gratis. Seyogyanya nama baik dan harga diri selaku rakyat Indonesia patut kita pertimbangkan. Jangan hanya karena demi kepentingan pribadi lantas menghalalkan berbagai cara untuk bisa kembali ke tanah air. Tidak sedikit TKI/TKW yang boarding pass di kolong jembatan Khandara itu sebenarnya mampu untuk pulang dengan jalan normal. Terutama yang sudah berpengalaman (alumni Khandara), setelah merasa cukup tinggal di Saudi, barang-barangnya mereka kirim lewat kargo, uangnya mereka transper lewat Western Union, sementara yang bersangkutan melenggang menuju kolong jembatan Khandara dengan berbekal uang dan pakaian secukupnya. Dalam tempo yang tidak lebih dari seminggu, mereka sudah berada di tanah air sambil membanggakan diri dan beralasan tidak mau merepotkan keluarga apa sebabnya mereka tidak mau dijemput di bandara. Kalau sudah berada di dalam pesawat hingga tiba di tanah air, kita sudah tidak dapat membedakan mana yang boarding pass di Bandara mana yang di Khandara.

Menurut seorang teman yang kebetulan bertugas di bagian imigrasi KJRI Jeddah, hingga saat ini sudah lebih dari 3.000 WNI/TKI overstayers/bermasalah terkumpul di penampungan dan masih memberi kesempatan kepada WNI/TKI overstayers/bermasalah yang masih tinggal untuk menyerahkan diri hingga akhir Maret 2010 untuk segera dipulangkan ke tanah air. Setelah habis bulan Maret ini, kemungkinan akan dikeluarkan kebijakan baru dari Pemerintah Saudi Arabia bagi WNI/TKI overstayers/bermasalah yang pulang melalui Tarhil akan dikenakan sanksi 1 tahun penjara dan denda 5.000 Saudi Riyal. Mudah-mudahan “Uang Rakyat Indonesia” yang dikeluarkan Pemerintah melalui Koordinasi Menkokesra Agung Laksono sebesar Rp 128 M. untuk membiayai kepulangan mereka bisa menyadarkan serta dapat menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru.   

Hari ini (Jum’at, 25 Maret 2010), kolong jembatan Khandara Jeddah bersih dari para tamu dan penghuni tak diundang. Tidak ada yang melakukan transaksi terlarang dan aktivitas memalukan. Lengang dari hari-hari biasanya sebagai lokasi boarding pass Khandara. Melegakan!

Mudah-mudahan penomena kolong jembatan Khandara selesai sampai disini. Pengorbanan rakyat Indonesia di tanah air jadi tidak sia-sia. Kalau boleh berandai-andai, dana sebesar Rp 128 M. andai disumbangkan untuk korban bencana di tanah air atau bea siswa bagi anak-anak terlantar akan lebih jelas dan nyata daripada untuk ngongkosin para WNI/TKI overstayers/bermasalah yang jelas-jelas bikin masalah sendiri. Entahlah!

“Selamat Tinggal Kolong Jembatan Khandara”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun