Mohon tunggu...
Herdi Hendrawan
Herdi Hendrawan Mohon Tunggu... GM Elhady Group International -

Dimana langit dipijak disana langit dijunjung.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sepeda Nabi Adam

24 Oktober 2010   19:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:08 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedengarannya memang agak berlebihan tapi itulah yang selama ini populer dikalangan jamaah haji Inodnesia. Sepeda berukuran sangat besar yang berdiri gagah di salah satu bundaran kota Jeddah ini memang keberadaannya akan menarik perhatian siapa saja yang kebetulan melewati bundaran tersebut. Sepeda yang mirip sepeda kumbang ini entah siapa yang pertama kali menamainya dengan "Sepeda Nabi Adam". Tapi yang pasti hampir seluruh jamaah haji kita akan merasa kurang lengkap kalau belum melihat sepeda ini sebelum pulang kembali ke tanah air. Karena posisinya persis dibundaran lampu merah sehingga kalau belum puas melihatnya bisa terus berputar-putar 'mirip kalau kita sedang melakukan tawaf'. Biasanya jamaah haji maupun jamaah umrah kita sehari sebelum terbang ke tanah air akan singgah dulu di Jeddah. Dan ini dimanfaatkan oleh para jamaah untuk mengunjungi obyek-obyek menarik di Jeddah. Selain 'Sepeda Nabi Adam' ini ada juga obyek lain seperti Masjid Terapung yang berada di pinggir laut (bahar) Jeddah, Masjid Qisas (halamannya digunakan sebagai tempat mengeksekusi hukuman qisas) dan yang paling banyak dikunjungi adalah Balad Corniche yaitu pusat perbelanjaan yang terkenal lengkap dan murah. Biasanya di Corniche inilah jamaah kita akan menghabiskan sisa uang Riyal-nya untuk melengkapi oleh-oleh untuk sanak saudara yang menunggu di rumah. Sepeda berukuran besar ini sebenarnya cuma sekedar hiasan kota, dan bukan cuma sepeda yang berukuran super besar ada juga guci super besar 'tentu ini bukan guci Nabi Adam' yang juga berdiri gagah di salah satu taman kota. Tapi apapun sebutannya semoga hal tersebut bisa menjadi kenangan tak terlupakan dan menjadi bahan cerita segar ketika sudah berada di tengah-tengah keluarga. Wallahu'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun