Mohon tunggu...
Putri Herdayanti Antono
Putri Herdayanti Antono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Jember

Mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2023. Asal Surabaya. Alumni SMAN 18 SBY.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Utang Negara Terhadap Perencanaan Wilayah Studi Kasus Ibu Kota Indonesia DKI Jakarta

31 Mei 2024   23:41 Diperbarui: 1 Juni 2024   00:27 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Utang luar negeri biasanya digunakan untuk membiayai pembangunan ekonomi, defisit anggaran atau untuk membayar impor suatu negara.

Namun pengelolaannya harus tetap dijaga agar tidak membebani perekonomian negara di kemudian hari. Besarnya utang luar negeri suatu negara biasanya dihitung sebagai persentase produk domestik bruto (PDB) untuk menunjukkan kemampuan negara tersebut membayar. 

Selain itu, struktur dan komposisi persyaratan kreditur juga penting dalam penilaian risiko. Dalam makro ekonomi, utang luar negeri merupakan bagian dari posisi investasi internasional suatu negara yang harus dikelola dengan hati-hati.

Utang luar negeri dapat didefinisikan sebagai kewajiban keuangan negara kepada pihak asing yang harus dibayar pada waktu tertentu di masa yang akan datang. 

Utang luar negeri dapat berupa:

  • Pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat dari lembaga keuangan internasional, pemerintah negara lain, atau investor asing.
  • Penerbitan surat utang atau obligasi yang dijual oleh pemerintah atau perusahaan swasta di pasar keuangan global.
  • Kredit perdagangan jangka pendek yang diberikan oleh pemasok atau kreditor asing kepada importir dalam negeri.

Jadi sederhananya,

Utang luar negeri adalah utang suatu negara kepada negara lain,

lembaga keuangan internasional, atau kreditor asing lainnya. 

Dalam konteks Indonesia, utang luar negeri dapat mencakup:

  • Utang pemerintah, merupakan utang yang diperoleh pemerintah dari luar negeri baik melalui pinjaman bilateral, pinjaman multilateral (dari lembaga keuangan internasional) atau penerbitan obligasi di sektor keuangan global pasar
  • Utang pemerintah daerah: Beberapa pemerintah daerah juga mempunyai pinjaman langsung dari luar negeri untuk membiayai proyek pembangunan di daerahnya
  • Hutang Korporat: Perusahaan swasta Indonesia juga dapat memperoleh pinjaman dari kreditor asing untuk membiayai operasi dan investasi mereka.Utang luar negeri ini digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan pembangunan ekonomi seperti infrastruktur, industri, dan sektor sosial. 

Namun harus dikelola dengan hati-hati agar APBN tidak terbebani di kemudian hari.Bagi negara, utang luar negeri merupakan salah satu sumber pembiayaan alternatif selain penerimaan pajak dan sumber daya alam.

 Oleh karena itu, penyelenggaraannya harus disesuaikan dengan kebijakan fiskal dan moneter secara umum.Secara umum utang luar negeri merupakan alat pembiayaan pembangunan yang penting bagi negara berkembang seperti Indonesia. Namun demikian, untuk menjaga keberlangsungan anggaran dan perekonomian negara dalam jangka panjang harus berpedoman pada prinsip waspada. 


Utang luar negeri suatu negara dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain:

1. Pinjaman bilateral: Pinjaman yang diperoleh langsung dari pemerintah negara lain

Contoh: pinjaman dari pemerintah Jepang, Tiongkok, dll.

2. Pinjaman multilateral: Pinjaman dari lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, IMF, ADB dan lain-lain.

Contoh: Pinjaman Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.

3. Obligasi/obligasi yang diterbitkan di pasar keuangan global: Pemerintah dan korporasi nasional menerbitkan obligasi yang dijual kepada investor asing.


Contoh: Penerbitan obligasi pemerintah Indonesia di pasar dolar AS.

4. Kredit perdaganganPinjaman jangka pendek yang diberikan oleh pemasok atau kreditor asing kepada importir dalam negeri.

Contoh: kredit dari pemasok luar negeri untuk pembelian barang impor.

5. Utang korporasi langsungPinjaman yang diperoleh perusahaan swasta dalam negeri dari kreditor asing.

Contoh: Pinjaman yang diterima perusahaan Indonesia dari bank asing.

Sumber-sumber utang luar negeri ini harus dikelola secara hati-hati untuk meminimalkan risiko dan beban pembayaran terhadap perekonomian negara.


Kegiatan ini memiliki dampak utang terhadap perekonomian

  1. Beban Pembayaran: Utang luar negeri menimbulkan kewajiban pembayaran bunga dan cicilan pokok yang menjadi beban bagi anggaran negara.
  2. Ketergantungan Eksternal: Tingginya utang luar negeri membuat perekonomian rentan terhadap gejolak ekonomi global.
  3. Crowding Out Investasi: Alokasi anggaran untuk pembayaran utang dapat mengurangi investasi pemerintah dalam infrastruktur dan sektor produktif.
  4. Risiko Krisis Utang: Jika tidak dikelola dengan baik, utang luar negeri yang tinggi dapat memicu krisis utang dan krisis ekonomi.

Pemerintah juga memiliki strategi untuk permasalahan utang negara untuk mengelola utang tersebut. Strategi pengelolaan utang antara lain: 

  1. Perencanaan Utang Jangka Panjang: Pemerintah perlu menyusun strategi utang jangka menengah dan panjang yang selaras dengan kebijakan fiskal dan moneter.
  2. Diversifikasi Sumber Utang: Mengandalkan berbagai sumber utang (bilateral, multilateral, obligasi) untuk mengurangi risiko.
  3. Manajemen Profil Utang: Menjaga struktur jatuh tempo utang yang sehat dan komposisi mata uang yang terdiversifikasi.
  4. Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan rutin atas posisi, biaya, dan risiko utang luar negeri.

Sememtara itu pemerintah juga menerapkan kebijakan yang dikelola oleh pemerintah terkait Utang:

  1. Kebijakan Fiskal Prudent: Menjaga defisit anggaran dan rasio utang terhadap PDB pada level yang aman.
  2. Peningkatan Penerimaan Domestik: Menggali sumber penerimaan pajak dan non-pajak untuk mengurangi ketergantungan pada utang.
  3. Koordinasi Kebijakan: Sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, dan pengelolaan utang untuk menjaga stabilitas ekonomi.
  4. Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan transparansi dan tata kelola dalam pengelolaan utang luar negeri.


Secara keseluruhan, pengelolaan utang luar negeri yang baik sangat penting untuk menjaga keberlanjutan fiskal dan stabilitas ekonomi jangka panjang.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghadapi tantangan besar dalam membiayai berbagai proyek pembangunan kota, yang dipicu oleh tingginya beban utang daerah yang mencapai triliunan rupiah.

Pembayaran bunga dan cicilan utang daerah menghabiskan sekitar 20% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta, mengurangi dana yang dapat diinvestasikan pada infrastruktur dan pembangunan kota, seperti sistem transportasi publik yang terintegrasi.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terpaksa memprioritaskan pembayaran utang daripada mengalokasikan dana untuk proyek-proyek perencanaan wilayah jangka panjang, sehingga pembangunan ruang terbuka hijau, penataan permukiman kumuh, dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru menjadi terabaikan.

Beban utang yang tinggi membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rentan terhadap gejolak ekonomi, seperti kenaikan suku bunga, yang dapat mengancam kesinambungan pendanaan dan pelaksanaan proyek-proyek perencanaan wilayah kota, terutama saat krisis.

Kasus ini menunjukkan bahwa utang daerah yang tinggi dapat menjadi hambatan serius bagi perencanaan dan pembangunan wilayah kota yang berkelanjutan, sehingga pengelolaan utang yang prudent dan upaya meningkatkan kemandirian fiskal daerah menjadi isu penting yang harus dihadapi pemerintah daerah.

Apa saja pengaruh utang negara terhadap bidang perencanaan wilayah kota?

Berikut pengaruh utang negara terhadap perencanaan wilayah kota:

  • Keterbatasan Anggaran Pembangunan:
    Beban pembayaran bunga dan cicilan utang negara dapat mengurangi jumlah anggaran pemerintah yang tersedia untuk investasi pada infrastruktur dan pembangunan kota. Hal ini dapat menghambat pelaksanaan proyek-proyek perencanaan wilayah kota yang membutuhkan dana besar, seperti pembangunan transportasi publik, pengembangan perumahan, dan peningkatan fasilitas publik.
  • Prioritas Pembangunan yang Terbatas:

Keterbatasan anggaran dapat memaksa pemerintah untuk hanya memprioritaskan proyek-proyek pembangunan yang dianggap paling mendesak atau memberikan dampak ekonomi yang lebih cepat. Hal ini dapat mengakibatkan pengabaian atas perencanaan wilayah kota yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan, seperti pengembangan ruang terbuka hijau, penataan permukiman kumuh, dan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi.

  • Kerentanan terhadap Gejolak Ekonomi:
    Tingginya utang negara dapat membuat perekonomian, termasuk keuangan pemerintah daerah, menjadi rentan terhadap gejolak ekonomi global. Hal ini dapat mengganggu kesinambungan pendanaan dan pelaksanaan proyek-proyek perencanaan wilayah kota, terutama dalam situasi krisis ekonomi.
  • Hambatan Koordinasi Pembangunan:
    Distribusi anggaran dan prioritas pembangunan yang terbatas akibat beban utang dapat mempersulit koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam perencanaan wilayah kota. Ketidakselarasan antara perencanaan di tingkat pusat dan daerah dapat menghambat integrasi dan sinkronisasi pembangunan kota.

sumber dari artikel diatas antara lain:

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/14049/Memahami-Utang-Pemerintah.html

https://www.hukumonline.com/berita/a/kenali-utang-negara-indonesia-dan-penyebab-negara-berutang-lt62590e594bf93/

http://eprints.pknstan.ac.id/1371/5/06.%20Bab%20II_Made%20Chandra%20Guvta_1302190684.pdf

https://www.investopedia.com/terms/e/external-debt.asp

https://www.kominfo.go.id/content/detail/26397/disinformasi-sri-mulyani-pemerintah-pusat-tidak-memiliki-uang-untuk-membayar-utang-ke-pemprov-dki-jakarta/0/laporan_isu_hoaks

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun