Seni Budaya dan Kerajinan Batak Toba
Mayoritas penduduk yang tinggal di kawasan Danau Toba adalah suku Batak Toba. Penduduk lokal ini juga dikenal dari kearifannya. Hal ini terlihat dari berbagai produk seni budaya dan kerajinan tangan yang dijual di pesisir pantai dan pasar tradisional. Seni budaya dan kerajinan lokal merupakan sebagian mata pencaharian penduduk di kawasan Danau Toba.
Tarian Tortor adalah salah satu tarian yang sangat populer bagi suku Batak Toba. Tarian ini diyakini sebagai bentuk syukur kepada ‘Mulajadi Nabolon’, dewa pencipta alam semesta dan juga sebagai konsep kekeluargaan bagi suku Batak Toba. Tarian Tortor biasanya dilakukan dalam upacara ritual, ataupun dalam acara adat, seperti acara pernikahan dan kematian. Jika ingin melihat ritual ini wisatawan dapat mengunjungi daerah Simanindo.
Tomok gudangnya souvenir    Â
Seperti yang saya jelaskan tadi di atas bahwa Tomok merupakan pusat penjualan hasil kerajinan tangan. Berbagai jenis hasil kerajinan tangan orang Batak ada disini. Wisatawan yang hendak membeli souvenir wajib mengunjungi tempat ini.
Â
Patung Sigale-gale
Tidak jauh dari lokasi jualan souvenir, di tempat inilah terdapat patung yang dapat menari-nari yaitu Patung Sigale-gale. Pengunjung akan ditawari dengan tarian Patung Sigale-gale. Pengunjung akan diberikan ulos, selendang suku Batak yang sangat simbolis.
Patung ini mampu menari layaknya seperti manusia, yang diiringi dengan musik khas Batak Toba yaitu, gondang Mula-mula, gondang Somba dan gondang Mangaliat. Konon ceritanya, Patung Sigale-gale ini adalah jelmaan anak raja yang meninggal di medan perang. Waktu itu raja sangat merindukan anaknya hingga raja itu jatuh sakit. Akhirnya seorang Tabit membuat patung yang menyerupai anak raja dan memanggil roh anak tersebut dan memasukkannya ke dalam patung itu.
Dalam mengiringi tarian Tortor, alat musik tradisional yang sering digunakan adalah gondang dan hasapi. Bunyi alat musik ini sangat khas dengan dentungan-dentungan kerasnya namun menghasilkan irama yang harmonis. Diyakini bahwa kedua alat musik ini merupakan milik Mulajadi Nabolon sehingga dalam acara ritual harus memainkan kedua alat tersebut.