Kemajuan teknologi masa kini dalam bidang sosial mendukung tujuan Komunitas Kawan Dengar untuk memperluas jangkauannya. Saat ini Komunitas Kawan Dengar telah meningkatkan jumlah kliennya hingga mencakup masyarakat di luar kota Semarang. Media social memang dapat membuat individu membandingkan diri dengan orang lain atau menjadi korban cyberbullying.Â
Namun bukan berarti media sosial merupakan hal negatif secara keseluruhan. Tergantung bagaimana individu menggunakannya, media sosial dapat menjadi sarana pemulihan kesehatan mental.Â
Di dalam media sosial terdapat banyak sekali komunitas yang dibuat oleh orang-orang dari berbagai tempat. Komunitas ini beragam, mulai dari peminat game, perkumpulan Kpopers, hingga komunitas kesehatan.
Laporan Nasional Riskesdas 2018 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan kesehatan mental di kalangan masyarakat Indonesia yang perlu diperhatikan.Â
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia prevalensi gangguan depresi pada remaja usia 15 tahun keatas meningkat 6,1%. Hanya 9% orang yang menjalani pengobatan dan mendapatkan penanganan ahli, 91% lainnya tidak mendapatkan penanganan ahli dan tidak menjalani pengobatan.Â
Angka tersebut dinyatakan terus meningkat selama masa pandemi Covid-19. Hal ini mendorong Komunitas Kawan Dengar untuk mengembangkan serta memberdayakan komunitasnya.Â
Komunitas Kawan Dengar merupakan sebuah komunitas di Semarang yang memberikan pelayanan konseling guna meningkatkan kesejahteraan psikologis masyarakat Indonesia.Â
Dalam mengembangkan komunitasnya, Komunitas Kawan Dengar memanfaatkan teknologi terutama dalam bidang komunikasi untuk menjangkau lebih banyak orang.Â
Teknologi yang paling sering digunakan adalah internet dan media sosial. Komunitas Kawan Dengar menggunakan media sosial untuk melakukan sounding serta melakukan rekrutmen anggotanya. Hal ini dilakukan dengan memberikan informasi-informasi untuk meningkatkan awareness pada masyarakat mengenai kesehatan mental.Â
Selain itu, dalam komunitas ini, media sosial juga digunakan untuk melakukan konseling secara online, baik secara tatap muka langsung seperti menggunakan meeting platform, serta melakukan konsultasi dalam bentuk chatting menggunakan whatsapp, instagram, dan line. (Mahanani, dkk., 2020). Tanpa adanya media sosial yang mendukung, akan sulit bagi komunitas untuk menjangkau individu-individu yang membutuhkan layanan komunitas.Â
Terlebih lagi saat ini dunia sedang menghadapi pandemi yang semakin membatasi manusia untuk berinteraksi secara langsung. Hal tersebut dapat menghambat komunitas untuk berkembang serta mempersulit komunitas dalam mencapai tujuannya yang adalah untuk meningkatkan kesehatan mental di Indonesia.