Mohon tunggu...
herawati
herawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNIKOM

Hallo nama saya Herawati, seorang mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Inspiratif Zahra, Semangat Hidup Penyandang Disabilitas yang Ditinggalkan Ibunya

9 Januari 2024   22:43 Diperbarui: 9 Januari 2024   23:01 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah kisah hidup yang dipenuhi dengan warna-warni keunikan, tinggalah seorang anak bernama Nisa Zahra, yang lahir di Bandung tanggal 17 April 2014 dengan keterbatasan sindrom Down. Nisa Zahra atau yang sering dipanggil Zahra memiliki senyum yang menular, mata yang penuh keceriaan, dan keanggunan dalam melihat dunia di sekitarnya. Meskipun tantangan fisik dan perkembangan yang berbeda, Zahra adalah seorang pejuang yang tulus.

Awalnya Zahra tumbuh dalam keluarga yang penuh cinta dan dukungan. Orangtuanya, Ibu Siti Maryam dan Ayah Jahidin, selalu hadir untuk merangkul kelebihan dan kekurangan Zahra dengan penuh kasih sayang. Mereka tidak pernah melihat Zahra sebagai beban, melainkan sebagai anugerah yang membawa kebahagiaan di setiap sudut rumah mereka. Selain kedua orang tuanya yang tulus merawat, Zahra juga mempunyai 2 saudara laki-laki yang Bernama Ridwan dan Amin, sedangkan 1 sodara perempuannya yang Bernama Ai, Zahra merupakan anak terakhir atau bungsu.

Seiring berjalannya waktu, Pada 2020 Zahra sudah berusia 6 tahun memulai perjalanannya ke sekolah luar biasa yang terletak di daerah Caringin, di mana ia dikelilingi oleh teman-teman yang ramah dan guru-guru yang penuh pengertian. Zahra tumbuh dengan keberanian untuk mengeksplorasi dunia, meskipun rintangan-rintangan yang mungkin dihadapinya.

Ibu Siti Maryam dan Ayah Jahidin menjadi pilar kekuatan Zahra. Dengan penuh kesabaran, ia mendampingi Zahra dalam setiap langkahnya, mengajarkannya untuk mengejar impian dan meraih prestasi sekecil apapun. Di sekolah, Zahra juga menjadi sumber inspirasi bagi teman-temannya. Mereka belajar menerima perbedaan, menyadari bahwa setiap individu memiliki potensi dan keunikan masing-masing. Zahra membawa cahaya ke dalam kehidupan mereka, mengajarkan arti sejati dari kehidupan.

Foto Galeri Pribadi
Foto Galeri Pribadi

Namun, Pada tahun 2020 takdir berkata lain. Suatu hari, Neneknya Zahra meninggalkan dunia untuk selama-lamanya, lalu setelah 1 bulan Ibu Siti Maryam yaitu ibu dari Zahra jatuh sakit parah dan tidak lama meninggal dunia. Kedua mata Zahra yang penuh cahaya menjadi redup, dan hatinya terasa hancur ketika ia kehilangan sosok yang selalu menemani dan mendukungnya.

Dalam keterpisahan yang menusuk hati, Zahra sering merindukan senyum hangat ibunya dan pelukan yang penuh kasih. Setiap sudut rumah yang ditinggali Bersama ayah dan saudaranya menjadi saksi bisu dari kenangan indah yang kini hanya terlukis dalam bayangannya.

Tetapi, kehidupan harus terus berjalan. Zahra bertemu dengan Ibu Iis, Saudara dari ayahnya yang melihat keistimewaan dalam dirinya. Meskipun penuh dengan kesedihan, Ibu Iis membimbing Zahra untuk menemukan kekuatan dalam keterbatasannya, mengajarkannya bahwa keunikan setiap individu adalah harta yang berharga. "Pada saat ini Zahra dititipkan ke Bu Iis yaitu adik saya dikarenakan kaka-kakanya sudah mempunyai keluarga masing-masing dan takutnya kurang kasih sayang, kebetulan Bu Iis ingin membimbingnya" Ujar Jahidin selaku ayah dari Zahra (05/01/2023) 

Dengan penuh tekad, Zahra mengarungi hari-harinya tanpa kehadiran ibu yang dicintainya. Ia belajar bahwa kehilangan tak selalu berarti akhir dari segalanya. Melalui dukungan Ibu Iis dan cinta dari orang-orang di sekitarnya, Zahra menemukan kehidupan baru yang diwarnai oleh semangat dan ketabahan.

Meski terpisah dari ibunya, Zahra tumbuh menjadi pribadi yang menginspirasi banyak orang. Kisahnya menjadi cermin bagi mereka yang merasa terpuruk dalam kehidupan, bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam cinta, keberanian, dan penerimaan diri. Zahra, meski tanpa pelukan fisik ibunya, terus memeluk warisan kasih dan kebijaksanaan yang dia tinggalkan.

Kisah hidup Zahra adalah bukti bahwa kebahagiaan tidak tergantung pada seberapa sempurna seseorang dalam pandangan dunia. Zahra mengajarkan kepada semua orang di sekitarnya tentang keindahan yang dapat ditemukan dalam setiap momen dan bagaimana keberanian untuk tetap tersenyum dapat mengatasi segala rintangan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun