Bicara tentang Dzolim mendzolimi, rasanya teringat tentang kisah2 terdahulu. Buat seorang tokoh yang berpolitik, di dzolimi adalah hal yang bisa membawa simpati rakyat dadakan. Tidak hanya didalam negeri, tapi dibelahan dunia lain pun, didzolimi akan membawa berkah tersendiri dalam perjalanan politiknya. Dalam dua tahun terakhir inipun, kata didzolimi masih laku dipasaran. Adalah seorang Nazarudin, yang menurut pengakuan dia merasa didzolimi!!!, didzolimi!!! didzolimi!!!. Saya didzolimi!!! ITU REKAYASA!!!,..ITU REKAYASA!!,..ITU REKAYASA!!!. Padahal, status dia adalah sebagai seorang pesakitan yang dikelilingi teralis besi. Bagaimana dia bisa bersuara lantang seperti itu, sementara bukti2, dan saksi2 yang ada begitu memberatkan. Buat seorang yang berjalan sambil berlalu, mungkin akan menjadikan sebuah keibaan. "Kamu didzolimi nak?,...iya. saya telah didzalimi bu. Oleh siapa? oleh orang2 yang tidak suka sama saya,..siapa itu?...kepolisian, temen2 politik saya, para hakim dan seluruh!!! rakyat indonesia. Sejenak ibu itu merenung. Tapi lalu ibu itu berkata, sabar ya na Nazar, kamu sedang di uji, tabahkan hatimu nak, suatu saat kamu akan menjadi orang besar. Maksud ibu? saya berfirasat, suatu saat kamu akan menjadi presiden... dengan spontan terbelalak mata nazarudin, lalu mencium tangannya si ibu itu, lalu bertanya lagi,..ah masa bu? sebentar kata2 ibu belum beres, masih ada titik2nya yang belum sempat ibu lanjutkan. "Apa itu bu? suatu saat kamu akan menjadi presiden MAKHLUK ALIEN !!!....hahaha!!! Nazardin tertawa. Obrolan itu pun berlalu begitu saja. dikamarnya yang sempit, Nazarudin termenung dan berpikir. dan bertanya kepada diri sendiri, "Apakah mungkin, saya yang telah didzolimi, bisa menjadi Presiden??? sontak Nazarudin melepaskan bajunya dan berteiak keras, "MIMPI KALEEEE!!!!!!!! hahaha.....1000x
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H