Bangkitlah Berdiri Gagah Tanpa Pongah
Manusia tidak bisa memilih untuk terlahir di tengah keluarga berada ataupun tak berpunya, namun manusia masih bisa berjuang dengan segala daya dan upaya guna keluar dari lilit keterbatasan dan himpitan kesukaran.
Dengan senapan berisi amunisi pikir di kepala serta dengan selongsong peluru ilmu, dan dengan sekepal tinju yaitu otot masanya, guna bergerak demi perubahan. Dan bukankah hidup adalah serangkaian perjuangan panjang di mana tak ada yang instan.
Proses penempaan mentalitas, menyulam sabar menjadi selembar pakaian. Yang dikenakan dalam keseharian. Dengan memupuk harapan serta menghidupkan pijar lentera asa, menabuh genderang semangat juang kuat-kuat.
Hidup dituntut berkompromi dengan keadaan, namun sejatinya jangan pernah berpasrah diri dan menyerah pada kondisi sulit. Gantungkan mimpi setinggi langit, biarkan mimpi berkibar di semesta.
Hingga kelak siapapun tak kuasa berkelit di atas hina dina yang memahat takdir menjelma mulia. Hingga kelak realita menjahit luka-luka jiwa dan menyeka air mata.
Hingga satu ketika mereka tertampar padamu yang memeluk erat sabar di atas hidup yang seperti belukar, dan terlebih dikelilingi sekumpulan ular-ular.
Buah sabar rasanya teramat manis maka biarkan mereguk genangan kopi pahit di awal, tak ada perjungan yang sia-sia. Niscaya perjuangan diganjar segenap bahagia.
Jangan lemah  sebab hidup memerlukan orang-orang yang kuat, petarung tangguh atas dirinya. Guna mengubah garis nasib, bangkitlah berdiri gagah tanpa pongah layaknya seorang Matador menguasai arena.
Jakarta, 17/01/2024
Hera Veronica Suherman