Pada umumnya bakteri tersebut menginfeksi anak-anak di rentang usia 3-12 tahun serta orangtua di atas usia 65 tahun. Dan orang dengan masalah kesehatan, yakni sistem kekebalan tubuh lemah.
Myclopasma Pneumoniae merupakan infeksi yang menyebabkan terjadinya peradangan kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru, di mana kantung udara dapat berisi cairan atau nanah.
Yang menjadi penyebab batuk berdahak, demam tinggi, mengigil hingga penderita yang terjangkit mengalami sesak kesulitan untuk bernafas.
Di mana keberadaan bakteri itu dapat menyebabkan peradangan akut yang amat serius, dan mengancam jiwa sehingga memerlukan tindakan medis.
Gejala Myclopasma pneumoniae berbeda-beda pada setiap penderitanya biasanya menunjukan gejala pilek, panas, batuk, sesak ringan, sulit menelan, mata berair, sakit tenggorokan, muntah, diare, sakit kepala, nyeri dada. Menginfeksi dalam hitungan minggu.
Myclopasma Pneumoniae menular melalui percikan air liur (Droplets), di udara pada saat penderita batuk atau pun bersin. Orang dapat terinfeksi lewat droplets tersebut, dan bakteri mulai menggejala 1-4 minggu pasca menginfeksi tubuh.
Penularan dengan droplets di tempat ramai ditenggarai lebih mudah bakteri menyebar, untuk selanjutnya menginfeksi. Namun tak perlu khawatir jika memiliki gejala ringan maka cukup.
Memperbanyak minum air putih, mengkonsumsi obat pereda demam serta nyeri. Seperti Paracetamol atau OAINS guna mengatasi sakit kepala, demam juga tak enak badan namun tak diperkenankan meminum Aspirin.
Dianjurkan minum obat pengencer dahak, jika didapati batuk berdahak. Hindari polusi udara dengan selalu mengenakan masker di tempat umum. Terapkan etika bersin dengan menutup mulut serta Membiasakan mencuci tangan secara rutin.
Semoga rakyat indonesian dan rekan-rekan semua yang ada di Kompasian senantiasa diberikan kesehatan.
Jakarta, 08/12/2023
Hera Veronica Suherman