Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merepih Alam Aktivitas Menyenangkan, Meluruskan Saraf-saraf Ketegangan

16 November 2023   10:06 Diperbarui: 16 November 2023   10:12 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merepih Alam Aktivitas Menyenangkan, Meluruskan Saraf-saraf Ketegangan.

Bersumber dari mata air pegunungan air mengalir tiada henti menuruni lereng bebukitan diteruskan melalui bilah-bilah bambu, kemudian jatuh dipancuran menimpa bebatuan.

Sedianya air tak pernah bisa diam senantiasa bergerak melewati celah bebatuan membawa daun menguning tersangkut, lantas tak bergeming di sela bebatuan berhimpit.

Dokpri
Dokpri
Meniti jembatan kayu disertai deritnya, menatap bias mentari menerobos dari celah-celah dedaunan menghangati bumi yang sejatinya mulai renta. Yang tubuhnya dipenuhi luka-luka terkena gerigi gergaji milik para perambah

Menikmati bulir embun yang serupa kaca bergelayut dan menjuntai di ujung daun kemudian tergelincir ke tanah lantas terserap musnah. Dan menikmati elok tarian kupu-kupu di atas kelopak bunga.

Dokpri
Dokpri
Merepih alam adalah aktivitas yang menyenangkan, meluruskan saraf-saraf ketegangan di kepala. Membuang mumet yang melanda ke alam bebas, lalu menghanyutkannya di sungai yang mengalir hingga ke hilir.

Seraya menyaksikan kawanan bocah-bocah kecil mandi di air terjun, riang gembira dan riuh tawanya menggema pecah di tebing serta menelusup di antara sela rimbun pepohonan bambu.

Dokpri
Dokpri

Menarik nafas dalam-dalam, menghembuskannya secara perlahan, membiarkan udara bersih merasuk dan mencuci paru-paru hingga merasakan kesegaran. Udara tak kasat mata hanya dapat dirasa kesejukannya tanpa terkontaminasi polusi.

Menikmati kicau burung bersuara merdu, serta pekik elang dengan kepak sayapnya terentang terbang melayang di antara batang-batang pohon menghunus semesta.

Dokpri
Dokpri
Bagaikan lantunan simpony alam yang syahdu, senandung orkestra alam dalam gemericik air jatuh menimpa bebatuan seperti buluh perindu. Yang dirindui para perepih alam merengkuh jarak memahat jejak.

Alam senantiasa memiliki magnet tersendiri, keasrian menjadi penawar jiwa-jiwa yang kering kerontang. Yang pergi menjauh dan melarikan diri dari hiruk pikuk serta kehidupan kota yang sumpek dan bising.

Meresapi alam senantiasa memiliki kesan mendalam menasbihkan butiran kesyukuran pada Dzat yang Maha Tinggi Maha segalanya atas untaian karunia-Nya.

Jakarta, 16/11/2023
Hera Veronica Suherman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun