Jasa Permak yang Semakin Semarak
Dahulu jasa permak sulit dicari, guna mengatasi masalah perintilan perihal permasalahan berkisar seputar pakaian. Memotong ujung lengan atau pun ujung celana yang kepanjangan, mengganti tali resleting tas sudah rusak yang menyebabkan terbuka, serta mengecilkan ukuran rok bagian pinggang yang kebesaran.
Tak banyak jasa permak kalau pun ada jasa membuat serta menjahit pakaian ( Tailor ) yang menerima jasa pembuatan baju dari bahan. Dari mulai membuat pola dicetak di atas permukaan bahan lantas digunting menurut pola, lalu dijahit hingga menjadi sepotong pakaian yang pas dan paripurna guna dikenakan.
Akan tetapi untuk jasa permak tersebut hanya ada beberapa, itu pun lokasi kiosnya biasanya terletak di dalam pasar dan masuk agak ke belah bagian dalam. Dan jelang malam biasanya pun sudah tutup. Toko baru buka kembali keesokan pagi hari.
Namun untuk saat ini tidaklah demikian, jasa permak sepertinya tengah booming. Kian semarak dan menjamur. Bahkan ada banyak dijumpai di pinggir jalan tanpa lapak-lapak khusus. Beratap dan berdinding.
Hanya berjejer alat tempur milik para pelaku jasa permak yakni seperangkat Mesin Jahit, disertai pernak-perniknya. aneka warna benang, tali karet, resleting dan lain sebagainya.
Yang mana para pelaku jasa permak tersebut, sebelumnya pada umumnya pernah bekerja di Industri Garmen ( Konveksi ), yang dikenakan upah yang terbilang murah untuk per-potong pakaian.
Yang mana mereka memperoleh salary berdasarkan banyaknya pakaian yang dijahit. Semakin rajin ia menjahit hingga mencapai kodian semakin besar pula perolehan penghasilan ( Upah ).
Lantaran kecilnya penghasilan maka banyak dari mereka yang memutar haluan, yakni hanya menjadi tukang permak pakaian. Yang untuk perolehan penghasilan tentu saja jauh lebih besar, karena jasa permak tidak dapat dipatok harga sekian.
Tergantung tingkat kesulitan, semakin tinggi tingkat kesulitan otomatis semakin mahal harga jasa/upah yang dikenakan kepada para penggunanya. Semakin dikenalnya jasa permak semakin banyak pula pelanggan yang menggunakan jasanya.
Lagi-lagi skill diperlukan dalam hidup, yang mana dapat dijadikan pundi-pundi rupiah. Guna menafkahi dan menghidupi keluarga. Mereka-mereka yang berdikari dan berdaya di tengah sukarnya kesempatan kerja. Skill merupakan peluang usaha, mencetak kemandirian.
Jakarta, 09/10/2023
Salam Kompasiana
Hera Veronica Suherman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H