Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mie Ayam Wonogiri, Tak Kenal Maka Tak Sayang

9 Oktober 2023   14:44 Diperbarui: 9 Oktober 2023   14:49 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mie Ayam Wonogiri, tak Kenal Maka tak Sayang.

Perkenalanku dengan Pakdhe secara tak sengaja, selepas berpetualangan seru membelah jalan berdebu mengkencani kuda besi kesayanganku yang cukup lama tak aku tungggangi.

Lantaran didorong oleh rasa lapar yang membahana, maka secara tak sengaja merapat dan mampirlah aku. Di sebuah kedai sederhana. Kuparkirkan Black Jack menjauh dari sengat panas.

Lelaki paruh baya berperawakan tinggi tegap seketika itu juga datang menghampiriku, menanyakan perihal pesanan. Selepas aku celangak-celinguk.

Dokpri
Dokpri
Dan ekor mataku mencari daftar pesanan, yang tak kunjung aku temui. Lelaki paruh baya itu pun ramah menyapaku dengan aksen Jawanya yang kental.

Tak perlu menjelaskan panjang lebar lalu aku memesan semangkuk pangsit basah, serta minuman dingin. Pakdhe yang membawakannya langsung dengan baki hantaran.

Dan menghidangkannya tepat di atas meja, dan tak lupa mempersilahkanku untuk makan. Pangsit basah merupakan kegemaranku dan aku biasa memesannya tanpa mie.

Dokpri
Dokpri
Akan tetapi jika pangsit sedang tak datang pasokan, mie ayam pun tak mengapa dan pastinya aku santap juga. Demi mengenyangkan perut yang lapar.

Aku makan dengan lahap lantaran rasanya yang pedas, semakin membangkitkan selera, ditambah lagi Pakdhe menjadi teman bincang yang menyenangkan. Sehingga waktu berlalu tak terasa.

Pakdhe duduk satu meja dengan aku, dan alangkah kagetnya Pakdhe setelah tahu aku datang dari Jakarta, dan ia pun menanyakan makanan yang aku pesan kurang rasa atau sebaliknya hambarkah.

Mie ayam atau Pangsit buatan pakdhe rasanya segar, oleh sebab Pakdhe membuatnya dari bahan-bahan baku yang segar, alami dan tanpa menggunakan Borax. Sebagaimana diketahui sebagai bahan pengawet.

Baru sekali jumpa namun aku sudah serasa mengenal Pakdhe sekian lama, lantaran sikap Pakdhe yang sangat supel. Sehingga aku menganggap Pakdhe sebagai om/pamanku sendiri.

Ke mana pun aku pergi tak lupa aku selalu menyambangi kedai Pakdhe, Pakdhe lalu memekik dan berujar "Eh ada orang Jakarta...". dengan sepasang mata berbinar. Seperti ada pecahan bintang-bintang.

Semangkuk racikan Mie Ayam buatan Pakdhe adalah sekian dari kisah perjalanan di tengah dera lapar memburu jajanan dalam jejak-jejak wisata kuliner.

Mengikat erat simpul persaudaraan, di mana ada pepatah mengatakan. Tak kenal maka tak sayang. Tak icip-icip maka tak akan kenyang.

Jakarta, 09/10/2023
Hera Veronica Suherman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun